Pekanbaru, Riau, ruangenergi.com — Di ruang kelas, mereka adalah penjaga masa depan bangsa. Namun pada momentum Hari Guru Nasional 2025, wajah baru para pendidik di Riau mulai terlihat. Sebanyak 21 guru dari tujuh kabupaten/kota resmi bertransformasi menjadi Digital Teacherpreneur, membuktikan bahwa kecerdasan pedagogik dapat berjalan seiring dengan naluri bisnis era digital.
Transformasi ini lahir dari Program Pemberdayaan Digital Teacherpreneur yang diinisiasi oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sejak sebulan terakhir. Tidak sekadar pelatihan tambahan, program ini dirancang sebagai strategi pemberdayaan berjenjang yang langsung menyasar peningkatan kesejahteraan para guru.
“Ini adalah komitmen nyata PHR untuk menyejahterakan para guru. Momentum Hari Guru Nasional menjadi landasan aksi,” ujar Manager CID PHR, Iwan Ridwan.
Salah satu cerita paling mencuri perhatian datang dari Ari Lestari, S.P, guru SMKN 1 Lubuk Dalam, Kabupaten Siak. Senyum lebarnya tak bisa disembunyikan saat melihat lonjakan pengikut di akun usaha JaeGue—produk jahe dan kunyit bubuk yang telah dirintisnya selama dua tahun.
“Dulu kami punya produk, tapi bingung cara jualnya secara digital. Sekarang kami diajarkan membuat akun bisnis, memproduksi konten promosi, sampai strategi live harian. Dampaknya langsung terasa,” ujar Ari.
Cerita serupa datang dari Alhafisyah Syahfatul Aini, S.Pd, guru SMAN 3 Tambusai Utara, Rokan Hulu, yang kini aktif menerapkan strategi pemasaran digital yang baru ia kuasai.
Dua guru ini adalah bagian dari rombongan 21 guru yang kini mengantongi kompetensi baru: literasi digital, manajemen keuangan, dan pemasaran daring yang aplikatif.
Walau baru berjalan sebulan sejak pelatihan, manfaat ekonomi program ini sudah terukur. Monitoring PHR pada minggu pertama November mencatat peningkatan pendapatan tambahan para guru peserta.
Contohnya, Agus Budiruliasari, S.Farm, guru di SMK Abdurrab Pekanbaru, melaporkan lonjakan keuntungan bersih dari Rp100 ribu menjadi Rp500 ribu dalam waktu singkat. Banyak peserta lain juga mencatat kenaikan pendapatan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.
Dari sisi digital, akun media sosial usaha mereka tumbuh signifikan dengan tambahan 50–150 followers, hasil dari disiplin menerapkan materi posting dan live harian.
Program Digital Teacherpreneur dirancang untuk menciptakan perubahan di tiga level: Peningkatan Kapasitas Profesional, Guru memahami pedagogik modern yang diperkaya literasi digital. Pemberdayaan Ekonomi,
Pendapatan tambahan yang etis dan berkelanjutan, berpengaruh positif pada kesejahteraan guru dan mutu belajar. Penguatan Komunitas Pendidikan, Guru berperan sebagai inspirator kewirausahaan digital bagi siswa dan sekolah.
Kini, berbekal keterampilan digital, 21 guru dari Rokan Hilir, Bengkalis, Kampar, Siak, Pekanbaru, Dumai, hingga Rokan Hulu tidak hanya mencerdaskan generasi, tetapi juga membangun kemandirian ekonomi dari rumah.
Mereka membuktikan bahwa masa depan pendidikan bisa berjalan beriringan dengan keberlanjutan ekonomi. Dari ruang kelas, mereka melangkah ke ruang digital—dan menang.












