Dirut PLN: Komitmen Gunakan Listrik EBT, Implementasikan cofiring di 52 Pembangkit Eksisting

Jakarta, ruangenergi.comDirektur Utama PLN, Zulkifli Zaini menegaskan komitmennya mengimplemenasikan cofiring pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting dengan total kapasitas terpasang 10,6 gigawatt (GW) di 52 pembangkit pada 2025. Total kebutuhan biomassa untuk program cofiring PLTN diperkirakan mencapai 9 juta ton per tahun.

“Cofiring PLTU merupakan upaya PLN untuk mempercepat pemenuhan bauran 23% energi baru terbarukan (EBT) pada 2025,” tutur Zulkifli Zaini, media briefing program cofiring dan konversi EBT secara virtual, Jumat (7/5/21).

Lebih lanjut Zulkifli mengatakan program cofiring merupakan bagian dari ekosistem listrik kerakyatan karena menggerakkan masyarakat untuk menyiapkan feedstock biomassa dan pelet sampah.

Program cofiring PLN berbasis landbase melalui pemanfaatan hutan tanaman industri. Lahan kering yang termanfaatkan sehingga tidak merusak vegetasi dan ekonsistem eksisiting. Program ini akan menyerap tenaga kerja dan UMKM untuk berpartisipasi dalam tanaman industri.

“Diperlukan dukungan pemerintah untuk keberlanjutan pasokan biomassa, baik aspek ketersediaan maupun keekonomian,”tambahnya

Sebagai informasi, saat ini sebanyak 11 pembangkit PLN telah mengimplementasikan  cofiring dari target 52 PLTU. Pembangkit yang telah menerapkan cofiring adalah PLTU Paiton, Suralaya, Sanggau, Pacitan, dan Rembang. Selain itu, PLTI Lontar 3, Jaranjang, Anggrek, PLTU Suralaya, Labuan, dan Suralaya Unit 5-7.

Dalam catatan ruangenergi.com,di bulan April 2021, PLN telah berhasil melakukan implementasi co-firing secara komersial pada 8 PLTU. Yaitu PLTU Paiton, Jeranjang, Ketapang, Sanggau, Pacitan, Suralaya dan Anggrek.

“Selain itu, PLN juga sedang melakukan uji coba pada 29 unit PLTU di seluruh Indonesia,” kata Agung Murdifi, Executive Vice President Komunikasi Korporat & CSR PLN, Rabu (5/5/2021).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *