Jakarta, ruangenergi.com– Indonesia ternyata punya potensi energi panas bumi terbesar kedua di dunia. Salah satu sumbernya ada di Kamojang, di gugusan Gunung Guntur, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sejak 1982, PLN memanfaatkan energi panas bumi untuk menghasilkan energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang. PLTP Kamojang kini dikelola anak usaha PLN yaitu PT Indonesia Power melalui unitnya Kamojang Power Generation O&M Service Unit (POMU). Produksi listriknya mencapai 2,4 giga watt hour per tahun.

“Meski menjadi PLTP pertama di Indonesia, kinerja PLTP Kamojang tetap terjaga. Terbukti hingga tahun 2019, IP Kamojang POMU dapat menjaga kesiapan unit pembangkit (Equivalent Availibility Factor/EAF) mencapai 96,44”.
Salah satu kunci utama yang menentukan kinerja PLTP adalah melakukan pemeliharaan secara rutin setiap 24 ribu jam atau setara 3 tahun sekali. Pemeliharaan mesin pembangkit dan pipa-pipa besar yang menjadi ciri khas PLTP menjadi kunci utama ‘pabrik listrik’ ramah lingkungan ini tetap beroperasi dan menjaga keandalannya hingga detik ini dari ketinggian 1.500 di bawah permukaan laut (dpl).
Untuk menjaga kinerja PLTP ini, PLN juga harus menjaga kelestarian hutan yang menjadi tempat pengerukan sumber panas bumi. Sumber panas bumi bisa terus dimanfaatkan jika air di sekitar hutan terjaga. Karena itu, berbeda dengan sumber energi fosil yang semakin dikeruk semakin habis, pengeboran energi panas bumi ini harus seimbang dengan keberlangsungan hutan dan gunungnya.
Selain itu, untuk menjaga area tangkapan air, lewat program CSR masyarakat diajak untuk melakukan budidaya tanaman kopi pelag.
Tanaman kopi tersebut ditanam di kaki Gunung Papandayan oleh mitra binaan sebagai tanaman penyangga untuk mencegah longsor di daerah pegunungan dan sebagai area tangkapan air yang fungsinya sebagai natural recharge sumber uap panas bumi.(sumber PLN)