9,5 Juta Ton LNG ‘Ramah Lingkungan’ Menanti: Studi Teknis CCS Abadi Masela Dinyatakan Selesai

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Bandung, Jawa Barat, ruangenergi.com— Proyek Lapangan Gas Abadi di Blok Masela, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Indonesia, kembali mencatat kemajuan signifikan. Kesiapan proyek menuju produksi gas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan semakin terjamin setelah rampungnya studi teknis krusial terkait Carbon Capture Storage (CCS).

Kolaborasi intensif antara operator proyek, INPEX Masela, Ltd. (INPEX), SKK Migas, dan akademisi dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB) berhasil merampungkan studi mendalam mengenai kesiapan bawah permukaan (subsurface) untuk implementasi teknologi CCS. Studi ini menjadi fondasi penting bagi proyek Abadi untuk mencapai target Net Zero Emission dan memperkuat daya saingnya di kancah global sebagai pionir LNG “hijau”.

Pionir Energi Bersih di Indonesia

Komponen CCS ini dirancang untuk menangkap dan menyimpan CO2 dari hasil produksi gas, secara langsung mendukung upaya dekarbonisasi sektor energi nasional. Executive Project Director INPEX Masela, Ltd., Jarrad Blinco, dengan tegas menyatakan bahwa Proyek LNG Abadi akan menjadi yang pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi CCS sejak awal.

“Studi ini penting dalam perjalanan proyek LNG Abadi menuju realisasi, sekaligus bukti komitmen INPEX mendukung target nasional untuk transisi menuju energi bersih,” ujar Jarrad Blinco usai pemaparan studi di Fakultas Geologi, ITB, yang dihadiri oleh perwakilan SKK Migas dan Manajemen Inpex. “Proyek ini mendorong upaya dekarbonisasi Indonesia sambil tetap menyediakan energi bagi negara.”

Landasan Krusial menuju FEED

Selesainya studi ini, yang telah dimulai sejak tahun 2022, membuka jalan bagi proyek untuk melangkah ke tahap selanjutnya, yaitu Front End Engineering Design (FEED). Deputi Eksploitasi SKK Migas, Taufan Marhaendrajana, menekankan pentingnya temuan ini.

”Studi ini menjadi dasar penting dalam merancang teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon yang sesuai dengan kondisi geologi wilayah Maluku,” kata Taufan. Ia menambahkan, keberhasilan studi ini adalah tahap krusial untuk memastikan rancangan teknis sejalan dengan aspek lingkungan, sekaligus memberikan dukungan terhadap tahapan proyek berikutnya.

Peneliti LAPI ITB, Prof. Ir Benyamin Sapiie, Ph.D, menambahkan bahwa hasil studi ini, yang meliputi analisis laboratorium, pemodelan 3D geomekanika, serta simulasi 4D, sangat bermanfaat tidak hanya bagi Inpex tetapi juga bagi pemerintah dalam memahami keekonomian wilayah operasi.

Keberhasilan ini menandai langkah besar menuju pelaksanaan penuh Proyek Abadi Masela. Ditargetkan berproduksi penuh pada tahun 2030, proyek ini diperkirakan akan menghasilkan LNG tahunan sebesar 9,5 juta ton, setara dengan lebih dari 10 persen impor LNG tahunan Jepang, sekaligus memperkuat ketahanan energi dan komitmen iklim Indonesia.