Duri, Riau, ruangenergi.com – Kabar duka menyelimuti wilayah kerja Blok Rokan. Pasca insiden yang terjadi di area Duri Field pada Senin (24/11/2025), manajemen puncak Pertamina langsung bergerak cepat meninjau lokasi kejadian. Langkah ini diambil sebagai bentuk keprihatinan mendalam sekaligus respons tegas perusahaan terhadap aspek keselamatan kerja.
Pada Selasa (25/11/2025), Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE), Awang Lazuardi, bersama Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR), Ruby Mulyawan, turun langsung ke lapangan. Keduanya memimpin pelaksanaan Safety Stand Down—sebuah instruksi penghentian sementara aktivitas tertentu untuk memberikan arahan keselamatan mendesak dan evaluasi menyeluruh kepada seluruh pekerja di lokasi.
Corporate Secretary PHR, Eviyanti Rofraida, menegaskan bahwa keselamatan nyawa pekerja adalah nilai inti perusahaan yang tidak bisa ditawar. Saat ini, prioritas utama manajemen adalah penanganan dampak insiden dengan pendekatan yang manusiawi.
“Seluruh jajaran manajemen saat ini fokus memberikan dukungan penuh serta pendampingan terbaik bagi pihak-pihak yang terdampak, sekaligus memastikan penanganan di lapangan berjalan dengan responsif dan penuh empati,” ujar Eviyanti.
Seperti diberitakan, insiden di salah satu lokasi Duri Field ini menyebabkan satu orang pegawai mitra kerja PHR meninggal dunia. Merespons hal tersebut, PHR mengambil langkah taktis dengan menghentikan aktivitas rig di lokasi kejadian.
Langkah ini bukan sekadar prosedur standar, melainkan upaya krusial untuk mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) guna keperluan investigasi. PHR memastikan penyelidikan akan dilakukan secara komprehensif untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah (root cause) secara akurat, demi mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
Dalam penanganan kasus ini, PHR berkomitmen untuk bersikap kooperatif dengan pihak berwenang dan instansi pemerintah terkait. Eviyanti menekankan bahwa transparansi menjadi pegangan perusahaan dalam menjalani seluruh proses regulasi yang berlaku.
“Kami akan terus memantau perkembangan investigasi dan memberikan pembaruan informasi yang relevan jika diperlukan,” tambahnya.
Menutup pernyataannya, Eviyanti memastikan bahwa PHR bersama mitra kerja akan mengawal penuh tanggung jawab perusahaan terhadap korban, termasuk pendampingan intensif kepada keluarga yang ditinggalkan serta pengurusan seluruh hak-hak korban.












