Peresmian Pembangkit Listrik Terpadu di Kampung Ausem Distrik Pulau Yerui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua: ‘Ada Energi untuk Kehidupan di Papua’

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com – Pada 27 November 2025, akan dilakukan peresmian pembangkit listrik terpadu (hybrid), PLTMH 10 kW dan PLTS 7 kW di Kampung Ausem, Distrik Pulau Yerui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua. Pembangunan Energi Terpadu merupakan hasil kerja sama antara Inisiatif Bisnis Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) bersama  masyarakat Kampung Ausem yang didukung oleh PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO), melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Peresmian akan dilakukan oleh Bupati Kepulauan Yapen Bapak Benyamin Arisoy. Juga dihadiri Ibu Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Pejabat di Lingkungan PT PELINDO, Yayasan IBEKA, serta masyarakat setempat. Prosesi peresmian ditandai dengan penandatanganan berita acara hibah antara PT PELINDO, Pemerintah Daerah, dan BUMKam, kunjungan lapangan, dan pameran produk lokal masyarakat Ausem. Program ini menjadi rujukan nasional bagi model elektrifikasi desa berbasis komunitas dan energi terbarukan.

Dikelola oleh Masyarakat: BUMKam sebagai Penjaga Keberlanjutan

Konsep pelibatan masyarakat lokal dalam pembangunan Pembangkit Listrik Terpadu ini menjadi tekanan utama. Dengan terlibat langsung, masyarakat dapat mengalami dan belajar langsung dalam proses pembangunan. Belajar dengan praktek secara langsung adalah metode yang selalu diterapkan IBEKA dalam proses pembangunan ketenagalistrikan yang  berbasis pada masyarakat. Untuk itu, selama proses pembangunan, bukan hanya tim konstruksi dari IBEKA yang hadir, melainkan juga tim sosial yang ‘live in’ dan menggerakkan masyarakat lokal untuk terlibat langsung dalam setiap tahapan kegiatan yang ada.

Setelah pembangunan selesai, semua fasilitas yang ada akan menjadi milik masyarakat dan dikelola serta dioperasikan oleh masyarakat setempat melalui wadah Badan Usaha Milik Kampung “MARISENI JAYA AUSEM”, di mana pengurusnya merupakan warga lokal baik perempuan maupun laki-laki. BUMKam di sini merupakan badan usaha pertama yang memiliki legalitas resmi dan beroperasi aktif di Distrik Pulau Yerui.

Seiring hal tersebut, keberlanjutan program ke depan diperkuat melalui komitmen multipihak. Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen akan berperan dalam mendampingi operasional serta pemeliharaan infrastruktur energi; Pemerintah Kampung Ausem telah menetapkan dukungan pembiayaan jangka panjang melalui alokasi 20% Dana Ketahanan Pangan dari Dana Kampung untuk memperkuat kegiatan ekonomi produktif BUMKam. Dana diperuntukkan untuk memperkuat unit usaha pengelolaan listrik PLTMH dan PLTS, penangkapan dan pengolahan ikan, penyediaan es balok, dan layanan kios kampung.

Ekonomi Produktif dan Ketahanan Masa Depan Papua

Program pelistrikan energi terpadu ini akan melistriki Kampung Ausem dengan jumlah penerima manfaat 32 rumah, 12 bangunan fasilitas umum berupa SDN Ausem, Puskesmas Pembantu, gereja, fasilitas umum lainnya, dan Workshop Usaha Produktif, dengan total penerima manfaat sebanyak 154 jiwa dari 35 keluarga.

Tidak hanya menghadirkan listrik, program ini juga menghadirkan Workshop Berbasis Energi Surya yang dilengkapi freezer, ice maker, fasilitas pertukangan, dan bengkel perahu bagi nelayan. Keberadaan fasilitas ini membuka peluang peningkatan kapasitas produksi dan pemasaran hasil laut Ausem secara lebih efisien.

Sebelum ini masyarakat nelayan setempat seringkali mengalami hambatan akibat jauhnya pasar untuk menjual ikan hasil tangkapan, karena butuh 6 sampai 8 jam untuk ke pasar di Biak dan Nabire. Akibatnya, ketergantungan terhadap es balok sebagai bahan pengawet hasil tangkapan hasil sangat tinggi, sementara ketersediaan es di lokal tidak ada. Dengan situasi demikian, masyarakat cenderung enggan mencari ikan dengan optimal dan hanya melaut sekedar untuk kepentingan konsumsi pribadi.

Hasil yang diharapkan dengan adanya Pembangkit Listrik Terpadu yang mampu memproduksi es balok sendiri di tingkat lokal, maka hasil tangkapan laut nelayan setempat dapat meningkat, dapat membawa dan menjual hasilnya ke kota-kota terdekat. Dengan potensi hasil perikanan mencapai 3–11 ton per bulan, masyarakat dapat memanfaatkan sistem rantai dingin untuk menjaga kualitas produk. Potensi nilai ekonomi sektor ini diperkirakan mencapai Rp 58–167 juta per bulan. Dengan demikian pendapatan nelayan lokal akan meningkat yang pada gilirannya juga akan meningkatkan kesejahteraan mereka. Dan tak kalah penting, dampak keberadaan Pembangkit Energi Terpadu ini juga akan dirasakan oleh 4 kampung lain di Distrik Pulau Yerui. Termasuk pengembangan potensi pariwisata.

Energi Bersih untuk Kedaulatan Kampung

Program ini merupakan solusi energi jangka panjang berbasis sumber daya lokal. Dengan keberadaan sistem pembangkit terpadu, Kampung Ausem kini menjadi desa pertama di Distrik Pulau Yerui yang menikmati listrik tanpa henti selama 24 jam, sekaligus menjadi model transisi energi di wilayah 4T Papua.

EBTKE turut hadir dalam program ini sebagai bagian dari kelanjutan inisiatif Patriot Energi melalui dukungan kebijakan dan integrasi program elektrifikasi desa berbasis energi terbarukan.

Keberhasilan pembangunan Pembangkit Listrik Terpadu ini juga merupakan bukti sinergi antar berbagai pihak atau sektor untuk dapat mendukung program pelistrikan desa, peningkatan rasio kelistrikan, serta pemanfaatan Energi Terbarukan dalam melistriki daerahdaerah terpencil, terisolir dan  terluar dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebuah tonggak penting dalam mencetak sejarah Ausem menuju kemandirian energi dan kedaulatan kampung, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Dengan pendekatan demikian, Ausem tidak hanya menjadi kampung terang, tetapi menjadi model transformasi desa berbasis energi bersih yang mandiri, produktif, dan berkelanjutan.

“Pembangunan ini wujud keberpihakan PT PELINDO dan IBEKA terhadap saudara-saudara kita di wilayah 4T. Dan wujud sumbangsih kami bagi merah putih,” ujar Sapto Nugroho, Direktur Eksekutif IBEKA.”