Tangan Dedi Mulyadi Kuatkan Kedaulatan Energi, PLTMH Ciganas Jadi Bukti Kolaborasi Desa dan Teknologi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Sukabumi, Jawa Barat, ruangenergi.com—Setelah berkali-kali dihantam banjir dan longsor, asa kemandirian energi bagi warga adat di Sukabumi akhirnya menyala terang! Pada 1 Desember 2025, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Ciganas di Desa Sirna Rasa, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akan diresmikan. Proyek revitalisasi berkapasitas 100 kW ini bukan sekadar urusan listrik, melainkan deklarasi kedaulatan sebuah kampung adat.

PLTMH Ciganas memiliki sejarah yang penuh tantangan. Dibangun pertama kali oleh Pemda Jawa Barat pada 1997, pembangkit ini tak bertahan lama. Yayasan IBEKA kemudian mengambil peran revitalisasi, namun siklus tahunan banjir dan tanah longsor terus menjadi momok. Bahkan, musibah pada 2008 sempat melumpuhkannya sebelum diperbaiki kembali pada 2011.

Kini, kisah sedih itu berakhir. Revitalisasi terbaru ini adalah buah kolaborasi hebat antara Yayasan IBEKA dan BenihBaik.com, didukung penuh oleh dana dari raksasa teknologi Grab Indonesia, bersama dengan Masyarakat Adat Pancer Pangawinan Kasepuhan Gelar Alam.

“Kemandirian energi musti ada dan tersebar di berbagai kampung di pelosok tanah air,” tegas Sapto Nugroho, Direktur Eksekutif IBEKA, menyoroti pentingnya proyek ini.

Peresmian yang menandai selesainya pembangunan akan dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, H. Dedi Mulyadi, S.H., M.M., bersama jajaran tamu penting, termasuk Bupati Sukabumi Asep Japar, dan para pimpinan dari Grab Indonesia dan BenihBaik.com, termasuk Andy F. Noya dan Khristina Anggit Mustikaningrum. Tuan rumah, Abah Ugi Sugriana selaku Sesepuh Masyarakat Adat, akan menyambut para tokoh ini.

Inti dari proyek ini adalah pelibatan total masyarakat adat. PLTMH Ciganas yang dikelola mandiri oleh masyarakat lokal melalui KOMMET (Koperasi Masyarakat Menuju Era Teknologi), akan menyuplai 110 Kepala Keluarga di Kampung Adat Cipta Rasa dan sekitarnya, serta fasilitas umum vital seperti Sekolah Dasar dan Imah Gede (Rumah Adat).

Energi Bersih untuk Ekonomi Produktif: Listrik stabil dari energi terbarukan ini diharapkan tidak hanya menerangi rumah, tetapi juga menopang kegiatan ekonomi produktif lokal seperti kios, kerajinan, dan perbengkelan.

Kampung Adat Cipta Rasa, yang bertekad mempertahankan keaslian desain adatnya, kini menjadi model nyata. Mereka membuktikan bahwa mempertahankan tradisi turun temurun dapat berjalan seiring dengan pengembangan ekonomi mandiri berbasis energi bersih dan lokal.

Terlebih, wilayah ini merupakan destinasi wisata dan lokasi persinggahan sebelum menuju Kasepuhan Gelar Alam. Energi yang stabil adalah peluang emas untuk mengembangkan sektor pelestarian budaya dan kerajinan, menjadikannya magnet bagi wisatawan.

Keberhasilan revitalisasi PLTMH Ciganas ini adalah bukti nyata keberpihakan berbagai pihak—mulai dari Yayasan IBEKA, platform donasi BenihBaik.com, hingga dukungan korporasi Grab Indonesia—dalam mewujudkan kedaulatan kampung melalui energi bersih di daerah terpencil dan minim akses. Sebuah langkah besar menuju Indonesia yang berdaulat energi dari pelosok desa.