MIND ID Buktikan Tambang HIjau Bukan Mimpi

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com-Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) menegaskan komitmen penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh lini operasional. Upaya ini diwujudkan melalui praktik pertambangan yang baik (Good Mining Practice), dekarbonisasi, hingga pengelolaan lingkungan berstandar global.

Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menyatakan seluruh anggota holding yang terdiri dari PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, PT Bukit Asam (PTBA) Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Timah (TINS) Tbk, dan PT Vale Indonesia (INCO) Tbk akan terus menjaga standar tersebut demi menghadirkan manfaat ekonomi sekaligus melestarikan keanekaragaman hayati.

“Fondasi keberlanjutan operasi Grup MIND ID berakar pada Good Mining Practices yang memastikan eksplorasi hingga produksi dijalankan secara bertanggung jawab sesuai regulasi nasional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan. Kami juga merujuk pada standar kerangka global sebagai safeguard dalam pengelolaan sustainability hingga penerimanya sejalan dengan praktik terbaik standar internasional,” ujarnya dalam acara MINDialogue, Jakarta, dikutip Senin (1/9/2025).

Maroef mengungkapkan ada enam pendekatan utama yang dijalankan MIND ID dan seluruh jalur tersebut dan telah memberikan bukti konkret keberpihakan perusahaan pada pelestarian biodiversitas. Hal ini, kata dia, juga sejalan dengan moto terbaru perusahaan “Mining Indonesia for The World”.

Maroef menegaskan, perusahaan mendukung penuh target enhanced nationally determined contribution (e-NDC) 2030 dan net zero emission 2060.

“(MIND ID) menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca atau GRK sebesar 21,4% terhadap skenario business as usual atau setara 6,6 juta ton CO2 equivalent pada tahun 2030,” katanya.

Untuk mencapai target itu, MIND ID telah menyiapkan empat skenario pengurangan emisi dengan langkah nyata. Di antaranya konversi bahan bakar rendah karbon melalui substitusi dari B30 ke B35 untuk peralatan tambang.

“Inisiatif ini pada tahun 2024 berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 13.000 ton CO2 equivalent,” jelasnya.

Langkah lain adalah efisiensi operasi, salah satunya pengoperasian bucket wheel excavator bertenaga listrik untuk fasilitas coal handling unit PT Bukit Asam (PTBA), yang menurunkan emisi 5.200 ton CO2 equivalent.

PT INALUM juga sukses mengutilisasi 99% listrik dari PLTA Asahan II dengan kapasitas 603 MW. Sementara itu, PT Timah Industri memanfaatkan PLTS berkapasitas 300 kilo Watt peak (kWp) yang mampu menekan emisi 300 ton CO2 equivalent.

“(Lewat ragam aksi ini secara total) MIND ID mencapai pengurangan emisi gas rumah kaca lebih agresif dari 0,38 juta ton CO2 equivalent (pada 2024),” kata Maroef.

Selain dekarbonisasi, MIND ID fokus pada reklamasi lahan bekas tambang. Sejak 2016 hingga 2024, Grup MIND ID telah mereklamasi lebih dari 7.000 hektare lahan.

PT Bukit Asam Tbk sendiri mencatat reklamasi lebih dari 460 hektare. PT Vale Indonesia melakukan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) lebih dari 16.000 hektare dalam periode 2023–2024, sementara secara akumulatif Grup MIND ID telah merehabilitasi DAS seluas 37.000 hektare.

INALUM menjaga daerah tangkapan air Danau Toba dengan konservasi lebih dari 2.700 hektare sejak 2018. PT Freeport Indonesia juga melakukan konservasi mangrove lebih dari 1.600 hektare, sehingga total area konservasi mangrove Grup MIND ID menembus 2.000 hektare pada 2024.

“Sebagai salah satu indikator pengelolaan lingkungan, pada tahun 2024 Grup MIND ID berhasil mendapatkan enam peringkat emas dalam program PROPER,” tutur Maroef.

MIND ID juga memperkuat posisi global dengan mendorong anggota holding bergabung dalam International Council of Mining and Metals (ICMM). Saat ini, PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia Tbk telah menjadi anggota ICMM, disusul anggota MIND ID lainnya.

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisal Nurofiq, mengapresiasi langkah tersebut.

“Sekali lagi terima kasih. Ini kerangka kegiatan mining yang dilakukan oleh teman-teman MIND ID ini sudah sangat lebih baik daripada pertambangan umum lainnya. Karena saya sudah langsung ke lapangan. Saya sudah ke Freeport, saya sudah ke Vale, sudah ke Antam,” ujarnya dalam diskusi MINDialogue.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association, Hendra Sinadia membenarkan beberapa perusahaan Indonesia sudah menjadi bagian dari subsidiary perusahaan anggota ICMM. Bahkan sejak 2010 Indonesia sudah menjadi bagian dari Inisiatif Transparansi Industri Ekstraktif (EITI)

“Sejak 2010,Indonesia merupakan bagian negara yang ikut transparansi ekstratif industri yang menjadi brand benchmark transparansi global. Jadi ini sudah banyak yang dilakukan, tapi memang yang lebih muncul di permukaan kebanyakan berita-berita negatif,” paparnya di Jakarta.

Founder A+ CSR Indonesia sekaligus pakar keberlanjutan, Jalal, menyebut bila perusahaan tambang merujuk standar ICMM Mining Principles dan The Inisiative for Responsible Mining Assurance (IRMA) maka bisa dipastikan operasional perusahaan minim dampak lingkungan.

“Kalau pertambangan pakai dua itu, maka semua hal yang positif tadi bisa dikelola beneran. Kalau bersandarkan pada dua ini juga, yang akan terjadi adalah mereka akan bisa mengelola dampak negatif itu, untuk jadi lebih kecil,” ungkapnya.