Muba, Sumsel, ruangenergi.com— Kegiatan Management Walkthrough (MWT) dan Kunjungan Akhir Tahun SKK Migas berlangsung penuh semangat ketika sambutan Kepala SKK Migas, yang dibacakan oleh Sri Andaryani, Kepala Divisi Optimalisasi Cadangan, menegaskan arah besar industri hulu migas Indonesia memasuki tahun 2026.
Dalam pembukaan sambutan yang naskahnya diterima dan dilihat ruangenergi.com, Sri Andaryani mengingatkan pentingnya momen kunjungan lapangan bagi manajemen SKK Migas dan KKKS.
“Kegiatan ini adalah kesempatan penting untuk melihat langsung kondisi lapangan, memahami tantangan operasional, dan mendengar masukan dari frontline,” ujar Sri Andaryani ketika di Lapangan Sungai Anggur Selatan, Wilayah Kerja Belida, Senin (08/12/2025).
Menghadapi detik-detik akhir tahun, SKK Migas kembali menegaskan bahwa HSSE adalah prioritas absolut. Seluruh jajaran diminta menjaga disiplin operasi tanpa kompromi terhadap keselamatan.
“Keselamatan kerja harus menjadi prioritas. Pastikan prosedur HSSE diterapkan dengan disiplin, saling mengingatkan, dan tidak melakukan shortcut,” tegas Sri Andaryani. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga fasilitas produksi agar tidak terjadi Loss of Production Opportunity.
Dalam sambutannya, SKK Migas menekankan bahwa peningkatan lifting minyak bukan sekadar target operasional, tetapi bagian dari mandat besar untuk memperkuat kemandirian energi nasional, sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Indonesia masih bergantung pada impor minyak mentah, bensin, dan LPG. Karena itu, peningkatan produksi nasional menjadi langkah krusial.
“Keberhasilan meningkatkan lifting minyak akan menentukan seberapa cepat kita dapat mengurangi ketergantungan impor dan mewujudkan swasembada energi,” ujar Sri Andaryani.
Memasuki tahun depan, SKK Migas menegaskan kecepatan dan konsistensi eksekusi sebagai kunci. Semua proses—pengambilan keputusan, perizinan, procurement, dan pelaksanaan pekerjaan—diminta dipercepat.
“Pengeboran adalah kunci utama peningkatan produksi. Tidak ada peningkatan produksi tanpa sumur baru,” tegasnya.
SKK Migas meminta KKKS memprioritaskan tiga kegiatan pengeboran, yakni: Multi-stage fracturing. Pengeboran struktur baru. Pengeboran eksplorasi
Ketiga kegiatan tersebut diyakini sebagai pendorong utama peningkatan produksi migas, baik jangka pendek maupun jangka panjang. KKKS juga diminta menambah kegiatan pengeboran dalam program 2026 dan memastikan rig bekerja sepanjang tahun, bukan menumpuk di akhir tahun.
Di akhir sambutan, Sri Andaryani menyampaikan pesan motivatif agar seluruh insan hulu migas menutup tahun ini dengan selamat dan memasuki 2026 dengan kecepatan baru.
“Keselamatan adalah fondasi, kecepatan adalah penggerak, dan pengeboran adalah mesin utama peningkatan produksi migas Indonesia.”
Sambutan ditutup dengan yel-yel penuh energi: “Lifting naik, bisa, bisa, bisa!”











