Seoul, Korea Selatan, ruangenergi.com – Udara dingin awal musim dingin yang menyelimuti Seoul, Korea Selatan, pada awal Desember lalu, tak mampu membekukan semangat delegasi Indonesia di ajang Seoul International Invention Fair (SIIF) 2025. Di tengah ribuan inovator global yang berkumpul di ibu kota Negeri Ginseng tersebut, nama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menggema lantang.
Bukan sekadar partisipan, para “Perwira Mutu”—sebutan bagi talenta PHR—pulang membawa bukti bahwa teknologi hulu migas Indonesia tidak hanya relevan, tetapi juga unggul di kancah dunia. Tiga tim inovasi PHR sukses memborong medali emas, perak, dan sederet penghargaan khusus dari lembaga riset internasional.
Sorotan utama tertuju pada gugus tugas PC Prove Victory Choke. Mereka membawa pulang Medali Emas berkat inovasi cerdas bertajuk “Smart-VC”.
Ide mereka berangkat dari tantangan nyata di lapangan: bagaimana mengambil minyak dari lapisan reservoir berkualitas rendah (Lower Quality Reservoir/LQR) yang memiliki tekanan lemah. Solusinya ternyata ada di dekatnya. Dengan metode downhole Venturi Choke, mereka memanfaatkan energi dari reservoir berkualitas tinggi (High Quality Reservoir/HQR) untuk “menarik” minyak dari lapisan yang lemah tersebut.
Hasilnya tak main-main. Penerapan di 28 sumur berhasil menambah produksi hingga 1.100 barel minyak per hari (BOPD). Kecerdasan teknis ini diganjar Special Award dari National Research & Council of Thailand serta Special Prize dari Korea Institute of Patient Information.
Di sudut lain panggung kemenangan, tim RT Prove [Masih] Pompa Besar membuktikan bahwa efisiensi bisa dicapai tanpa harus merogoh kocek investasi tambahan. Inovasi mereka, i-TERM, adalah sebuah solusi manajemen reservoir digital yang revolusioner.
Bayangkan sebuah sistem yang mampu memilih sumur potensial 10 kali lebih cepat daripada metode konvensional, dengan tingkat keberhasilan mencapai 93 persen. Inovasi ini mampu melipatgandakan perolehan minyak hingga tiga kali lipat. Kehebatan i-TERM dalam efisiensi tanpa biaya investasi (Capex) ini mengantarkan mereka meraih Medali Emas, serta apresiasi khusus dari Malaysia Association Researches & Scientist (MARS) dan Taipei Mission in Korea.
Tak ketinggalan, tim PC Prove e-Mars datang dengan membawa kekuatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Mereka meraih Medali Perak lewat teknologi AI-Driven Advanced Petrotechnical.
Fokus mereka adalah “sumur tidur”—sumur-sumur tua yang sudah lama berhenti berproduksi karena kendala teknis atau ekonomis. Dengan e-Mars, proses analisis untuk mengaktifkan kembali sumur ini berjalan super cepat: 17.000 kali lebih cepat dibanding cara manual. Inovasi ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga meningkatkan rasio kesuksesan tanpa biaya investasi baru. Atas terobosan ini, National Research & Council of Thailand (NCRT) turut memberikan penghargaan khusus.
Bagi Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Regional 1, Muhamad Arifin, deretan piala ini bukan sekadar pajangan di lemari etalase perusahaan. Ini adalah sinyal kuat tentang kapabilitas SDM Indonesia.
“Penghargaan internasional ini menunjukkan bahwa inovasi Perwira Mutu PHR mampu bersaing di tingkat global dan berkontribusi nyata bagi peningkatan kinerja operasi dan ketahanan energi,” ujar Arifin dengan bangga.
Ia menegaskan bahwa apresiasi ini adalah buah dari dukungan penuh manajemen Subholding Upstream yang memberikan ruang bagi para perwira untuk berkreasi. Dari Seoul, semangat inovasi ini diharapkan terus menyala, memastikan operasi migas nasional yang lebih efisien, berkelanjutan, dan mendunia.
Bagi PHR, kemenangan di Korea Selatan bukanlah garis finis, melainkan bahan bakar baru untuk terus melahirkan terobosan teknologi demi kedaulatan energi negeri.











