Bandung, Ruangenergi.com – Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliana Paris mendorong pengembangan dan inovasi di bidang teknologi nuklir terapan.
Hal tersebut disampaikannya usai mengikuti Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR ke Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Dikatakan olehnya, berbagai hal bisa dimanfaatkan dari pemanfaatan nuklir, termasuk di bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan hidup dalam rangka mendukung program pembangunan nasional.
Selain itu, keseimbangan dalam pengembangan teknologi nuklir dengan komersialisasinya perlu diperhatikan secara khusus.
“Komisi VII ingin mendorong BATAN supaya bisa mengembangkan teknologi nuklir terapan, khususnya di bidang pertanian. Misalnya menghasilkan varietas beras lokal yang unggul dan sesuai dengan permintaan pasar. Jadi antara teknologi dan komersialisasi harus diperhatikan agar terjadi sinergi,” jelas Andi Paris, (16/12).
Menurutnya, banyak hal yang bisa dihasilkan dari pemanfaatan teknologi nuklir, mulai dari sektor pangan, kesehatan dan industri. Ia pun mendukung upaya BATAN yang sedang mengembangkan penggunaan aplikasi teknik nuklir dalam meneliti kandungan logam berat di udara yang nantinya diharapkan dapat mendeteksi sumber pencemaran udara.
Sebelumnya, dijelaskan bahwa polusi udara yang terjadi di sekitar dapat memberikan dampak yang kurang baik pada kesehatan dan lingkungan.
“Dengan menggunakan analisis teknik nuklir, kandungan polutan udara dapat dideteksi secara detail hingga ukuran 2,5 mikro atau sering disebut dengan istilah PM 2.5,” jelas Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Lebih jauh, Andi juga mendorong penggunaan sumber energi nuklir ke depan. Selain berkelanjutan, energi nuklir merupakan salah satu sumber energi rendah karbon sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu energi utama di masa mendatang.
Meski begitu, dibutuhkan political will dari pemerintah, sehingga pemanfaatan nuklir sebagai salah satu energi yang ramah lingkungan bisa dioptimalkan.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini belum memberikan dukungan anggaran yang memadai terhadap riset dan inovasi teknologi nuklir.
“Kami di Komisi VII punya komitmen yang kuat, tetapi terkadang pagu anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan terhadap lembaga riset dan inovasi masih jauh dari kebutuhan, padahal jika inovasi ini bisa berkembang akan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tandasnya.