Jakarta, RuangEnergi.Com– Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjadi narasumber pada acara “Catatan Akhir Tahun: Transisi Energi Indonesia sampai Dimana?” yang diselenggarakan oleh The Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia melalui daring (17/12/2020). Acara ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengembangan energi Indonesia saat ini sekaligus ruang diskusi public.
Djoko Siswanto, Setjen DEN mengatakan bahwa pada tahun 2014 pemerintah telah menerbitkan PP 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang merupakan acuan pengelolaan energi di Indonesia sampai tahun 2050. KEN berisi target-target kondisi energi yang diharapkan pada tahun 2025 dan tahun 2050. Visi Indonesia dalam bidang energi adalah terus meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi.
Djoko Siswanto mengatakan adapun beberapa solusi mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional: 1. Meningkatkan produksi crude 1 juta bopd dan akuisisi lapangan minyak luar negeri untuk kebutuhan kilang, 2. Meningkatkan kapasitas kilang, optimalisasi produk BBM dan memperbaiki kualitas BBM dan naptha, 3. Mempercepat pemanfaatan pembangkit EBT (dominasi PLTS) dan meningkatkan produksi BBN (biodiesel atau biohidrokarbon), 4. Mengoptimalkan pemanfataan gas bumi (seperti BBG utk transportasi dan gas untuk industri), 5. Meningkatkan penggunaan kendaraan listrik. Indeks ketahanan energi kita saat ini adalah sebesar 6.57% (kategori “Tahan”), dsb.
Selain itu, Djoko Siswanto juga menambahkan hingga tahun 2020 terdapat beberapa target dalam RUEN yang sudah tercapai seperti campuran BBN dalam minyak solar (biodiesel) yang sudah mencapai 30 %. Saat ini terus dilakukan penelitian dan percobaan untuk biodiesel diatas 30% dan telah dihasilkan D100. Namun secara global target EBT dalam bauran energi primer pada tahun 2019 baru mencapai 9.15% dari target 12.12%. Pada semester I tahun 2020 telah mencapai 10.9% dari target 13.42%, kami berharap angka 10.9% dapat meningkat pada akhir tahun 2020. Target EBT di tahun 2025 sebesar 23% dan di tahun 2050 sebesar 31%. Saat ini Pemerintah sedang Menyusun Grand Strategy Energy (GSE) berdasarkan arahan Presiden.
Faisal Basri, Ekonom Senior, mengatakan bahwa saat ini ancaman Global Warming sangat nyata, oleh sebab itu kita harus berusaha terus waspada dan menanggulanginya. Oleh sebab itu, transisi energi Indonesia perlu dipercepat dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan ekonomi dan sebagainya. Selain itu dengan mengembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan akan menciptakan lapangan kerja serta kedepannya harga akan sangat murah dan ketergantungan dengan energi fossil akan berkurang.
Hindun Mulaika, Manajer, Kampanye Iklim dan Energi, mengatakan bahwa target 23% pengembangan energi baru terbarukan yang dibuat oleh Pemerintah seharusnya menjadi pekerjaan rumah besar karena saat ini baru tercapai 10.9 %. Perlu adanya langkah-langkah strategis lainnya untuk dapat mencapai target yang telah ditentukan, apalagi mengingat target energi baru terbarukan pada tahun 2050 sebesar 31%.