Kepala BPH Migas

Didampingi Pertamina dan Telkom, BPH Migas Monitoring Pendistribusian BBM

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Tasikmalaya, Ruangenergi.com – Dengan didampingi oleh PT Pertamina (Persero) dan PT Telkom Indonesia, Kepala BPH Migas beserta Tim melakukan kunjungan kerja dalam rangka monitoring pasca Natal 2020 terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM ke SPBU 34.46134 Jl. Malambong Pamoyanan, Kec. Kadipaten Kab. Tasikmalaya Jawa Barat.

Adalah Sales Area Manager Marketing Operation Regional (SAM MOR) III Pertamina, Dodik, Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Tasikmalaya, Imam Arifin dan pihak PT Telkom wilayah Tasikmalaya, yang menemani Kepala BPH Migas, M. Fansrullah Asa.

Pasalnya, pelayanan penjualan online lokal di SPBU ini menarik perhatian BPH Migas. Kepala BPH Migas melakukan perbincangan ringan dengan SAM MOR III Pertamina, terkait rencana penjualan via online bekerja sama dengan jasa angkutan online gojek misalnya.

SAM MOR III Pertamina, Dodik, menjelaskan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pihak Gojek terkait rencana penjualan BBM online. Akan tetapi mengenai kepastiannya belum ada kelanjutan.

BPH Migas

“Artinya berlaku pelayanan online di SPBU ini sifatnya inisiatif lokal. Terkait hal ini perbincangan menarik terjadi seputar pelayanan yang terjadi,” jelas Dodik.

Kemudian, Ifan sapaan akrab Kepala BPH Migas, mempertanyakan terkait berapa lama waktu pesanan dan pelayanannya, termasuk jika waktu pemenuhan pelayanan lambat.

Manajer SPBU menjelaskan bahwa memang ada kalanya terjadi pembatalan karena dinilai lambat, tapi itu bagian dari risiko yang terus diusahakan diatasi dengan pelayanan cepat.

“BPH Migas mengusulkan konsep Pertamina Retail untuk pelayan online agar diseriusi, jemput bola, tetapi tetap menjaga safety. Ini ide baru pengembangan pelayanan Pertamina,” tutur Ifan.

“Ini tantangan kedepan, dan memang sudah saatnya kemudahan dan juga murah, tidak perlu capek-capek, barang datang,” beber Ifan.

Terkait IT Nozzle, Ifan menyampaikan kepada Telkom bahwa rata-rata keluhan SAM Pertamina terkait kualitas EDC yang tidak sama dengan yang digunakan di perbankan, juga persoalan sinyal yang lemah, sehingga sering menyebabkan gangguan operasi IT Nozzle.

Berdasarkan laporan pencatatan nomor polisi kendaraan MOR III Pertamina 70,95% JBT dan JBKP 13%, Bandung JBT 76% dan JBKP 43%, Kabupaten Tasik JBT 56% dan JBKP 0,3% lebih rendah dari kota Tasik, kendalanya terkait keberatan dicatat nomor telepon konsumen.

Untuk di Bandung, dijelaskan SAM MOR III Pertamina bahwa kenaikan dinilai signifikan karena pembelian dicatat dulu baru dilayani pembelian.