SKK Migas Menerima Surat Menteri ESDM Persetujuan PoD Sakakemang

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,Ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa pihaknya sudah menerima surat yang ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif atas persetujuan plan of development (PoD) blok Sakakemang yang dioperasikan oleh Repsol Indonesia.

Surat persetujuan PoD Sakakemang diterima oleh SKK Migas siang ini (29/12/2020) dari Kementerian ESDM.

“Ya siang ini kami menerima surat yang ditandatangani Pak  Menteri terkait persetujuan POD I lapangan Kaliberau dalam, wk sakakemang.Dengan persetujuan tersebut, capaian RRR tahun 2020 mencapai 102%,” kata Plt Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih kepada ruangenergi.com, Selasa (29/12/2020) di Jakarta.

Susana menambahkan untuk PoD Blok Kasuri,sudah lama disetujui untuk lapangan Asap Merah Kido yang dioperatori oleh Genting Oil Kasuri Ltd (GOKL).

“Yang Kasuri sudah lama disetujui : asap merah kiddo.Sedangkan PoD yang lainnya masih dibahas ya,”ungkap Susana.

Dalam catatan ruangenergi.com,Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan rencana pengembangan (Plan of Development/ POD) tahap 1 Blok Gas Sakakemang bisa disetujui pada akhir tahun ini.

Hal tersebut disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam Webinar bertema ‘Indonesian Oil & Gas Upstream Outlook’ pada Kamis (19/11/2020).

SKK Migas,jelas Dwi, sudah melalukan kajian dan pihaknya akan mengikuti aturan serta regulasi dari pemerintah, yakni menggunakan harga gas domestik. Selain itu,  internal rate of return (IRR) sudah disetujui setelah berdiskusi dengan Kementerian ESDM.

Repsol mengajukan proposal POD Tahap 1 Blok Sakakemang ini. Dari total perkiraan cadangan sebesar 2 triliun kaki kubik (TCF), akan dikembangkan Tahap 1 terlebih dahulu dengan cadangan sekitar 0,5 TCF.Repsol menginginkan harga jual gas sebesar US$ 7 per MMBTU sesuai dengan hitungan keekonomian proyek. Bila harga gas yang ditetapkan di bawah US$ 7 per MMBTU, maka menurutnya ini akan mengganggu keekonomian dari proyek Blok Sakakemang ini.

Dwi menjelaskan waktu itu, bahwa,untuk menemukan kesepakatan, pihaknya bersama Kementerian ESDM dan juga Repsol terus melakukan diskusi. Salah satu opsi yang ditawarkan yaitu bagaimana agar investasi Repsol bisa menurun, sehingga bisa mengurangi risiko keekonomian proyek.

Blok Sakakemang yang dioperasikan Repsol Indonesia kini menjadi andalan untuk meningkatkan sumber pasokan gas Indonesia pada beberapa tahun mendatang. Sejak awal 2019 lalu pemerintah mengungkapkan pengharapan besarnya atas blok gas raksasa ini karena telah ditemukannya potensi cadangan gas hingga 2 TCF di blok ini. Ini merupakan cadangan gas terbesar yang pernah ada selama 18 tahun terakhir.Blok Sakakemang menemukan potensi cadangan sampai 2 TCF dari sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan. Pemerintah bahkan menargetkan agar Blok Sakakemang ini bisa mulai produksi pada 2021.

Percepatan produksi Blok Sakakemang juga disesuaikan dengan kesiapan konsumen dalam menyerap pasokan gas ini.

Repsol menemukan cadangan gas ini dari sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018. Nantinya gas produksi Blok Sakakemang akan diintegrasikan dengan fasilitas produksi di Blok Corridor. Wilayah Sakakemang memang berdekatan dengan wilayah Corridor.

Blok Sakakemang ini dioperasikan Repsol yang memiliki hak partisipasi 45% dan selebihnya dimiliki oleh Petronas 45% dan MOECO 10%. Pada 2015, Repsol SA mengakuisisi Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar. Dengan demikian, blok minyak yang tadinya dikelola Talisman diambil alih oleh Repsol.