Jakarta, Ruangenergi.com – PT Waskita Karya (Persero),Tbk (Waskita) bersama dengan PT Terregra Asia Energy,Tbk (Terregra) melakukan penandatanganan master agreement untuk pembangunan lima Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Tak hanya di Sumut, keduanya pun sepakat juga untuk membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan total nilai investasi Rp 12,5 triliun.
Pasalnya, pembangunan pembangkit listrik yang bersumber dari energi bersih alias energi terbarukan sejalan dengan target Pemerintah dalam bauran energi nasional terkait pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23% di 2025 mendatang.
Penandatangan dilakukan oleh Senior Vice President EPC Division PT Waskita, Purma Jose Rizal dan Director of Operation 3 PT Waskita, Gunadi Sukardjo, serta dari pihak PT Terregra dilakukan oleh President Director PT Terregra Djani Sutedja dan Finance Director PT Terregra, Daniel Tagu Dedo, yang dilaksanakan di Kantor Pusat PT Waskita Karya Jakarta.
“Waskita fokus pada pembangunan infrastruktur berupa jalan tol dan infrastruktur lainnya termasuk pembangkit listrik,” Director of Operation 3 PT Waskita, Gunadi Sukardjo, dalam keterangannya, (06/01/2021).
Ia menambahkan, saat ini, Waskita memiliki aset infrastruktur konektivitas pada 17 ruas jalan tol sepanjang 909 kilometer (km) nilai dari seluruh aset jalan tol tersebut mencapai Rp 60 triliun.
Selain itu, lanjutnya, guna mendukung target pencapaian EBT sesuai target pemerintah pada 2025 sebesar 23% dari, Waskita juga memberikan kontribusi dalam pembangunan proyek-proyek EBT di Indonesia, sebagaimana yang telah ditandatangani dengan PT Terregra Asia Energy.
Sementara, President Director PT Terregra, Djani Sutedja, mengemukakan, bahwa pemilihan Waskita sebagai kontraktor engineering procurement construction (EPC) dalam pembangunan lima PLTMH dan dua PLTA ini, karena Waskita memiliki reputasi bagus mengerjakan proyek-proyek infrastruktur besar.
Dijelaskan oleh Djani, sebanyak 5 PLTMH yang berlokasi di Sumatera Utara, telah memiliki power purchase agreement (PPA) dengan PLN dengan kapasitas masing-masing 2×3.5 Megawatt (MW) (2 proyek), 2×4.9 MW (1 proyek) dan 2x5MW (2 proyek) atau total kapasitas PLTMH adalah 42.98 MW.
Sedangkan, katanya, dua PLTA masing-masing berkapasitas 2×166 MW dan 3x45MW atau total mencapai 467 MW telah selesai studi kelayakan dan perixinan lokasi. Total kapasitas dari tujuh hydro power plant tersebut adalah sebesar 509.98 MW.
“Sementara commercial on date (COD) ditargetkan untuk PLTMH 24 bulan dari saat pembangunan, sedangkan untuk PLTA 36 bulan,” imbuh Djani.
Ia menambahkan, yang merupakan salah satu founders PT Terregra Asia Energy Tbk memiliki pengalaman 30 tahun di bidang energi di Tanah Air, selain pengalaman di bidang oil and gas dan tambang.
“Energi baru terbarukan di Indonesia memiliki potensi luar biasa, baik dari sungai, matahari, angin dan bio massa. Terregra Asia Energy akan terus melakukan research and development untuk memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan EBT di Indonesia,” imbuh Djani.
Sementara, Senior Vice President EPC Division PT Waskita, Jose Rizal, mengungkapkan, pihaknya siap untuk mendukung Terregra Asia sebagai kontraktor EPC, baik perancangan maupun pelaksanaan dalam pembangunan tujuh proyek ini.
Menurut Direktur Keuangan PT Terregra, Daniel Tagu Dedo, dengan investasi diperkirakan Rp 12,5 trilliun, sumber pembiayaan akan dipenuhi melalui skema debt financing dan equity financing yang melibatkan lembaga pembiayaan dalam negeri.
“Aksi korporasi yang sedang disiapkan oleh Terregra Asia Energy adalah rights issue dan penerbitan green bond dalam rangka mendukung pembangunan power plant renewable energy yang baru saja ditandatangani,” tandasnya.