Jakarta, Ruangenergi.com – Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, bahwa proses digitalisasi yang dilakukan PT Pertamina (Persero) di tengah kondisi teknologi saat ini merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari.
“Selain peningkatan pelayanan, digitalisasi juga dipercaya bakal meningkatkan kinerja perseroan, terutama karena seluruh proses bisa terintegrasi dan dimonitoring secara langsung,” kata Mamit kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Ia mengapresiasi langkah Pertamina yang telah melakukan lompatan besar melalui proses digitalisasi 5.518 SPBU di seluruh Indonesia. Apalagi program digitalisasi itu tidak hanya di lini Downstream saja, tetapi juga Midstream, Upstream hingga Corporate.
“Memang sudah seharusnya proses digitilisasi ini dilakukan di semua sektor bisnis Pertamina, baik itu midstream, upstream maupun corporate karena menjadi lebih terkontrol semuanya. Digitilisasi ini diharapkan bisa membuat lebih transparan dan penuh keterbukaan sehingga seharusnya bisa meminimalisir terjadinya kebocoran,” paparnya.
Menurutnya, dampak dari minimalisir kebocoran tersebut akan sangat menguntungkan bagi Pertamina maupun Pemerintah. Karena semuanya jadi semuanya tepat sasaran dan peluang pencari rente menjadi berkurang.
“Masyarakat saya kira juga akan merasakan manfaatnya karena bisa mendapatkan takaran yang pas ketika menggunakan jasa Pertamina. Tidak ada pengurangan volume yang diterima masyarakat,” tuturnya.
“Selain itu, melalui digitilisasi ini Pertamina bisa memberikan gimik-gimik bagi konsumen agar bisa menjadi loyal,” lanjut Mamit.
Seperti diketahui, hingga Desember 2020 Pertamina berhasil melakukan digitalisasi terhadap 5.518 SPBU di seluruh Indonesia. Program digitalisasi kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan sistem baru yakni Autoplenishment dan Prepurchase di seluruh SPBU.
“Apa yang dilakukan Pertamina ini sangat tidak mudah apalagi di tengah kondisi pandemik ini karena pergerakan sangat terbatas. Belum lagi karakter nozzle dari setiap SPBU itu berbeda bahkan rusak sehingga harus diperbaiki agar bisa terintegrasi,” pungkas Mamit.(Red)