Jakarta,Ruangenergi.com–Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengklaim potensi deep water di area Papua dan Indonesia Timur menarik untuk dieksplorasi. Namun terkendala mahalnya biaya pengeboran di deep water.
Di sisi lain SKK Migas mencatat keseriusan Eni Indonesia eksplorasi di Indonesia di area deep water. Bahkan perusahaan migas asal Italia itu mereview area lain di luar blok yang dimilik ENI di Indonesia.
“Pemboran deepwater kan mahal banget. Jadi kalo dry ya berat rugi nya. Makanya pemerintah harus deketin investor yang financial nya kuat. Eni adalah salah satu pemain deepwater.Mereka (Eni) memang sudah punya beberapa blok. Makanya belum akan agresive ambil blok baru. Tapi Eni terus review area lain di Indonesia diluar blok nya dia,” kata Kepala Divisi Perencanaan Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti kepada ruangenergi.com,Jumat (29/01/2021) di Jakarta.
Menyinggung soal Papua,SKK Migas,lanjut Shinta, mencatat tepatnya area Semai, dulu Murhphy Oil bor sumur disana tapi dry. Di sisi lain,deepwater itu ada di Makassar Strait (yang deket ke sulawesinya) dan area dari Masela sampai Semai.
“Nah kita kan baru selesai tuh seismik 2D terbesar. Dan itu kan lewat area-area deep water juga. Data itu akan terbuka di november 2021 ini. Pemerintah sekarang agresive sharing bahwa akan ada data baru available: Makanya yang laku bikin convention virtual itu. Yang eksplorasi nya kan salah satunya kasih tahu data-data baru yang akan available,”tutur Shinta.
Shinta menambahkan, jikalau operator melihat ada potensi yang dirasa marginal atau malah tidak ekonomis, silahkan bahas kemungkinan insentif nya bahkan sebelum kerjain eksplorasi nya.Harapan nya supaya eksplorasi tidak stranded.
“Nah moga-moga.. November yang seismik terbesar itu akan terbuka. Semua investor seluruh dunia bisa akses.Dan kedepannya akan banyak data yang available. Karena sekarang ini kan kita sedang melakukan macem-macem. Repro seismik. Full tensor gravity di Papua.Repro seismik di area terbuka ya. Bukan bagian dari WK (wilayah kerja) aktif.Repro dikerjakan pake anggaran KKP dan anggaran APBN. Jadi di 2020 dan seterusnya, pemerintah tuh ikut andil penambahan data di area terbuka,”tukas Shinta.
