Jakarta, Ruangenergi.com – Ada 274 halaman isi buku “The Power Of Dream and Prayer Supramu Santosa” yang ditulis Supramu Santosa, diedit oleh Threes Emir dan diterbitkan September 2020.
Perpaduan antar foto-sebagian besar koleksi pribadi penulis- dan tulisan membuat buku ini “hidup” dan tidak membosankan untuk membaca. Teknik penulisannya pun bagus. Mendiskripsikan kisah hidup dengan kalimat yang gampang dicerna pembaca.
Bab demi bab, Supramu mencoba merunut kembali kisah hidupnya ke dalam tulisan. Kalimat yang dibuat pun singkat, padat. Supramu tidak basi-basi menyampaikan “kisah hidupnya” di buku itu.
Menarik sekali ketika kisah seorang anak desa Karangsono di Bojonegoro, Jawa Timur, mampu membuat seorang begawan energi, Prof.Purnomo Yusgiantoro Ir.MSc.MA.PhD berkomentar singkat, padat namun mengena sekali.
Purnomo disamping kagum, dia juga menyuruh Supramu menjadi dosen tamu di program pasca sarjana energi ITB (Institut Teknologi Bandung) sejak tahun 2018 lalu. Artinya, di mata Purnomo, sosok Supramu dianggap “begawan panas bumi di Indonesia”. Luar biasa.
Di dalam bukunya, Supramu jelas sekali menuliskan betapa penting peran seorang Ibu menjadikan sosok Supramu tegar menghadapi lika-liku hidup.
Supramu dan keenam saudaranya dibesarkan oleh Ibu Pertiwi, seorang ibu rumah tangga. Melalui tangan Ibu Pertiwi, Supramu bisa mencapai kesuksesan luar biasa.
Supramu ingat betapa Ibunya, Pertiwi, berjualan tekstil kecil-kecilan di pasar untuk menghidupkan enam anak-anaknya.
Di dalam bukunya—dicetak exclusive dengan memakai kertas artpaper glossy dengan foto-foto full color— Supramu membeberkan lika-liku hidupnya. Point yang menjadi fokus perhatian saya, dimulai di halaman 107, karir sebagai profesional Supramu dari 1981 hingga 2002.
Supramu menuturkan bagaimana dia tidak menyangka di tahun 1986, saat usia 38 tahun, dirinya diangkat sebagai Area Operation Manager/Resident Manager di Irian Jaya pada perusahaan oil and gas asal Amerika; Petromer Trend Corp. Di perusahaan milik bangsa Amerika ini, Supramu membawahi banyak tenaga kerja termasuk banyak tenaga asing di sana. “A very rewarding training and experiance”, tulis Supramu di bukunya.
Rekam jejak Supramu di perusahaan minyak dan gas sungguh menarik diceritakannya di buku ini. Bukti otentik berupa foto-foto disertakan Supramu. Mengesankan sekali, foto berwarna dengan sosok Supramu muda dan posisi jabatan tinggi untuk seorang pekerja asli Indonesia di perusahaan minyak asing, yakni Asamera Oil, Gulf Indonesia dan Conocophillips.
Supramu menceritakan juga bagaimana loncatan karirnya menjadi seorang pengusaha energi. Di mulai dari Star Energy di tahun 2003-2007, lanjut kemudian menjadi Founder Supreme Energy di tahun 2008.
Sisi menarik dari buku yang ditulis Supramu ini adalah bagaimana dia tidak lupa memperhatikan masyarakat sekitar dimana perusahaannya berada. Corporate social responsibilty ikut dikisahkan Supramu melalui rekam jejak foto-foto kegiatan.
Intisari dari buku ini,saya melihat betapa seorang Supramu Santosa ingin menunjukkan kepada generasi muda, para milenialis, termasuk saya, untuk tidak pernah berputus-asa.
Saya diingatkan, melalui buku ini, ada kekuatan doa seorang Ibu dibalik kesuksesan karier seorang pengusaha. Namun yang paling terpenting, jangan lupakan Tuhan dalam setiap gerak dan langkah kita sebagai manusia ciptaan Allah SWT.
Supramu tidak pernah melupakan Allah SWT dan dibuktikan dengan mendirikan Mesjid Al Birru Pertiwi. Jelas sekali Supramu ingin pembaca bukunya ingat akan Allah SWT dan berbakti pada orang tua walaupun sudah tiada.
Tangerang, 30 Januari 2021
Godang Sitompul
Pemimpin Redaksi Ruangenergi.com