Investigasi Digelar SKK Migas di Blok Cepu

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Investigasi sedang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) guna mengetahui penyebab turunnya produksi lapangan Banyu Urip di blok Cepu dioperasikan oleh Mobil Cepu Ltd,anak usaha dari ExxonMobil Corp.

Penurun produksi Lapangan Banyu Urip ini ikut mempengaruhi produksi nasional.

”Banyu Urip produksi di bawah yang seharunya. Ini yang sedang kita investigasi,” kata Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada ruangenergi.com,Jumat (05/02/2021) di Jakarta.

Ruangenergi.com mendapatkan info bahwa MOBIL CEPU LTD: -5,6 mbopd; beberapa sumur mengalami kenaikan WC, isu scale dan peningkatan GOR.

Menanggapi hal itu,ExxonMobil Indonesia mengatakan:

“ExxonMobil terus menjajaki opsi-opsi untuk mengoptimalkan produksi Blok Cepu secara aman dan andal, bersama SKK Migas dan para mitra kami.

Banyu Urip adalah sumber daya produktif kelas dunia. Berdasarkan hasil kajian teknis kami, recoverable reserve Banyu Urip telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari POD awal sebesar 450 juta barel minyak (MMBO), menjadi 940 MMBO.

Awal tahun ini, Banyu Urip telah melampaui komitmen POD awal-nya dengan telah memproduksikan lebih dari 450 MMBO sejak start-up di bulan Januari 2016. Pencapaian ini merupakan bukti dari desain dan manajemen proyek kelas dunia dari ExxonMobil, operasi yang aman, dan pengelolaan reservoir yang pruden. Sebagai tulang punggung produksi minyak nasional, kami berharap dapat memproduksikan lebih dari dua kali lipat dari ekspektasi awal. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi semua pemangku kepentingan.

Sesuai dengan POD Banyu Urip, periode puncak produksi diperkirakan sekitar 2 tahun dengan rata-rata produksi tahunan sebesar 165.000 barel per hari (BPD). Meskipun demikian, semenjak full facility start-up, kami telah berproduksi puncak hingga 225.000 BPD selama sekitar 5 tahun. Dengan kata lain, laju produksi telah meningkat sebesar 30 persen dari POD awal, dan puncak produksi 3 tahun lebih lama dari perkiraan semula,” ungkap Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Azi N Alam melalui pesan tertulis kepada ruangenergi.com.

Azi menambahkan dikarenakan karakteristik alami dari reservoir, yang umum berlaku di seluruh dunia, Exxon memperkirakan produksi minyak Banyu Urip akan menurun.

”Di samping upaya berkelanjutan kami untuk terus mengoptimalkan produksi, kami telah mempertahankan kinerja keselamatan dan keandalan yang luar biasa serta pengoperasian yang hemat biaya,” tulisnya.

Semua capaian ini,lanjut Azi,berkat kemitraan yang kuat antara Kementerian ESDM, SKK Migas, ExxonMobil Cepu Limited, dan para mitra, PT Pertamina EP Cepu dan BKS PI Blok Cepu.

“Kami juga ucapkan terima kasih kepada pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat sekitar atas dukungan berkelanjutan terhadap kegiatan operasi Blok Cepu,”pungkas Azi.