Ruang Energi.com, Jakarta– Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha menjadi salah satu Pembicara dalam gelaran International Webinar : Nuclear as Clean and Sustainable Energy yang diselenggarakan oleh Kommun Yogyakarta melalui virtual webinar pada Kamis (18/2).
Narasumber lain pada acara tersebut yaitu Direktur Jenderal EBTKE, Dadan Kusdiana, Bob Sulaeman dari Thorcon International dan Mark Nelson dari Stand Up for Nuclear.
Dalam paparannya, Satya menuturkan bahwa banyak persepsi yang salah mengenai nuklir yang berkembang di masyarakat.
“Mengenai isu keselamatan, sampai saat ini masyarakat selalu melihat tentang apa yang terjadi di Cernobyl dan di Fukushima. Inilah yang perlu diluruskan tentang apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa hal itu bisa terjadi”, tutur Satya.
Lebih jauh Satya menambahkan, nuklir merupakan energi yang bersih, bersahabat dengan lingkungan dan juga sustainable.
“Nuklir tidak dibakar sehingga tidak ada pencemaran Co2 dan NH4. Selain itu juga dengan luas lahan yang kecil, nuklir mampu menghasilkan kapasitas yang besar”, tambahnya
Menurut dia banyak kondisi ataupun persyaratan yang harus dipenuhi baik mengenai aspek keselamatan, teknologi, dan juga lingkungan.
“Dewan Energi Nasional tentunya akan melakukan review terhadap KEN dan RUEN dalam asumsi ekonomi makro yang lebih realistis, sedangkan dalam pengembangan nuklir tentunya harus sesuai dengan standar dari IAEA”, pungkasnya.
Sementara itu Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana menyatakan bahwa pemanfaatan nuklir sebagai energi membutuhkan jalan yang panjang hingga puluhan tahun karena banyak aspek yang harus diselesaikan.
“Menurut IAEA dari 19 aspek yang harus dipenuhi, Indonesia sudah memenuhi sebanyak 16 aspek. Dalam rencana jangka menengah hingga tahun 2024 akan disusun roadmap pengembangan pembangkit listrik bertenaga nuklir di Indonesia”, kata Dadan
Ia menambahkan terus mendorong tercapainya target bauran energi 23% untuk energi baru terbarukan tahun 2025, serta komitmen Paris Agreement.
“Pemanfaatan pembangkit bertenaga nuklir akan di kembangkan di daerah terpencil. Selain itu, pemanfaatan nuklir akan sungguh-sungguh memperhatikan aspek keselamatan serta terlebih dahulu mengutamakan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan”, tuturnya.
Pada akhir sesi, Mark Nelson menyampaikan bahwa sudah banyak negara dengan jumlah populasi yang tinggi memanfaatkan nuklir sebagai energi antara lain China, India dan Amerika.