Jakarta, Ruangenergi.com – PT ExxonMobil Indonesia (ExxonMobil) mengatakan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah Indonesia dalam mencapai target lifting migas 1 juta barel pada 2030 mendatang.
Untuk itu, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam mencapai target tersebut.
Hal itu, dikuatkan dengan berkunjungnya President ExxonMobil Indonesia, Irtiza Sayyed, ke Kantor Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Saat dikonfirmasi, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia, Azi Alam, mengatakan, President ExxonMobil Indonesia telah menyambangi Kantor Menteri ESDM di Jakarta.
“Pagi ini President ExxonMobil Indonesia yang baru, Bapak Irtiza Sayyed, beraudiensi dengan Bapak Menteri ESDM untuk memperkenalkan diri serta menyampaikan komitmen jangka panjang ExxonMobil terhadap Indonesia,” terang Azi Alam kepada Ruangenergi.com, (26/02).
Ia mengungkapkan, kunjungan President ExxonMobil Indonesia untuk menyampaikan komitmennya dalam mendukung program pemerintah yakni meningkatkan lifting migas nasional.
“Kami mendukung program 1 juta barrel dan terus berkordinasi dengan SKK Migas dan ESDM terkait dengan kontribusi ExxonMobil di dalam program tersebut,” tandasnya.
Sebagai informasi, Irtiza Sayyed menggantikan Melanie Cook sebagai President ExxonMobil Indonesia pada 1 Desember 2020.
Selain itu, ExxonMobil juga memegang hak participating interest Blok Cepu sebesar ExxonMobil Cepu Ltd. 20,5%.
Berdasarkan hasil kajian teknis yang dilakukan oleh ExxonMobil, recoverable reserve lapangan Banyu Urip telah meningkat lebih dari 2 kali lipat dari plan of development (POD) awal sebesar 450 juta barel minyak (MMBO) menjadi 940 MMBO.
Diketahui, awal tahun ini lapangan Banyu Urip telah melampaui komitmen POD awalnya dengan memproduksi lebih dari 450 MMBO sejak start up pada Januari 2016.
Sesuai dengan POD Banyu Urip, periode puncak produksi diperkirakan sekitar 2 tahun dengan rata-rata produksi tahunan sebesar 165.000 barel minyak per hari (BOPD).
Meski begitu, semenjak full facility start up, ExxonMobil telah berproduksi puncak hingga 225.000 BOPD selama sekitar 5 tahun. Dengan kata lain, laju produksi telah meningkat sebesar 30 persen dari POD awal, dan puncak produksi 3 tahun lebih lama dari perkiraan semula.