Jakarta,ruangenergi.com-Risiko global yang bersumber dari volatilitas harga komoditas global (batu bara dan CPO) juga harus diwaspadai karena kontribusinya terhadap ekspor nasional masih cukup tinggi. Permintaan atas komoditas tersebut juga berpotensi menurun seiring dengan semangat green recovery pasca-Covid-19 dan kebijakan clean energy di bawah Presiden Joe Biden.
Antisipasi sedini mungkin hal tersebut dengan melakukan percepatan dan memastikan efektivitas hilirisasi komoditas perkebunan dan pertambangan, antara lain: program B30, pembangunan smelter dan industri turunan lanjutan, dan industri mobil listrik yang terintegrasi.
Ruangenergi.com bertanya ke Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto terkait dengan issue clean energy Amerika Serikat.Berikut dialog singkatnya:
Ruangenergi: Apa tanggapan dan saran Dewan Energi Nasional (DEN) terhadap issue tersebut? Apa sikap DEN terhadap kebijakan Amerika Serikat dengan penerapan clean energy di bawah kepemimpinan Joe Biden?
Sekjen DEN Djoko Siswanto : DEN Sangat mendukung EBT dan Hilirisasi Batubara.
Ruangenergi: Seperti apa dukungannya?
Sekjen DEN Djoko Siswanto: Tetap mempertahankan target EBT 23 % di 2025 dalam RUEN, melakukan MoU solar cell, bersurat ke Presiden Jokowi terkait percepatan motor listrik sesuai Perpres 55/2019
Ruangenergi:Bagaimana tanggapan DEN atas clean energy Presiden Amerika Serikat Joe Biden? Apa rekomendasi DEN kepada Presiden RI atas kebijakan Amerika tersebut?
Sekjen DEN Djoko Siswanto: Presiden RI telah meratifikasi Paris Agreement untuk menggunakan energy bersih yang didukung oleh Biden.