Jakarta, Ruangenergi.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan lebih mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), seperti halnya di sektor minyak dan gas bumi (Migas).
Pasalnya, penerapan TKDN di sektor migas khususnya pada Kontraktor Kontrak Kerjasama Migas (KKKS) masih sangat minim.
Selain itu, Ruangenergi.com, mendapati informasi bahwa KKKS Amerika lebih nyaman menggunakan produk buatan Amerika ketimbang buatan Indonesia alias lebih senang mengimpor barang pendukung industri migas ketimbang memakai buatan Indonesia.
Saat dikonfirmasi, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengatakan, akan lebih mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri.
“TKDN dioptimalkan,” tutur Arifin melalui pesan aplikasi kepada Ruangenergi.com, (05/03).
Sebelumnya, Gabungan Asosiasi Usaha Penunjang Energi dan Migas (Guspenmigas) sangat mendukung program lifting migas sebesar 1 juta barel oil per day (BOPD) di 20230 mendatang.
Di mana, program 1 juta BOPD tersebut digagas oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas).
Direktur Eksekutif Guspenmigas, Kamaluddin Hasyim, sangat mengapresiasi adanya upaya dari Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) menggelar program data base rig 4.0 yang disosialisasikan ke SKK Migas, Direktorat Jenderal Migas (Ditjen Migas) dan juga Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM).
“Guspenmigas apresiasi adanya upaya APMI memberikan data base rig 4.0. Namun perlu diingatkan juga agar jangan lupa menerapkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di industri migas. Jangan setengah hati menerapkannya,” kata Kamaluddin.
Kamaluddin melanjutkan, pihaknya percaya banyak ahli-ahli migas di APMI yang bersedia mendukung TKDN dengan sepenuh hati bagi memajukan industri migas produksi dalam negeri sendiri.
Sebagaimana diketahui, Guspenmigas merupakan wadah gabungan dan beraneka ragam asosiasi-asosiasi/ organisasi-organisasi antar perusahaan yang dibentuk berdasarkan keseragaman kompetensi, pengalaman dan profesi di bidang-bidang Usaha Penunjang Migas.