Menuntaskan Proyek RDMP dan GRR Untuk Kemandirian Energi

Dengan tuntasnya proyek RDMP/GRR, Pertamina dapat memenuhi target Pemerintah untuk menyetop impor BBM pada tahun 2026

Jakarta, ruangenergi.com Anggota Dewan Energi Nasional(DEN) Satya W.Yudha kepada ruangenergi.com menyatakan, upgrading kilang eksisting atau Refinery Development Master Plan (RDMP), dan pembangunan kilang baru atau Grass Root Refinery (GRR) yang sedang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) merupakan upaya untuk menjaga ketahanan energi nasional.

“Dengan peningkatan kapasitas produksi kilang, maka di harapkan pemenuhan kebutuhan akan BBM dan Petrokimia bisa dipenuhi oleh produk dari dalam negeri,” kata Satya W.Yudha, Jum’at(5/3/21)

Satya menambahkan, melalui upgrading dan pembangunan kilang di harapkan bisa meningkatkan ketahanan energi nasional. Apalagi, SKK Migas mencanangkan target 1 juta BOPD pada 2030.

Langkah strategis Pertamina dengan melakukan RDMP dan GRR dampaknya akan signifikan. Dengan program pembangunan penimbunan BBM oleh Pertamina maka akan berdampak terhadap ketahanan energi.

“GRR menambah kinerja kilang kita sehingga mengurangi impor BBM. Jadi ada mutiplyer effect di Indonesia. Adapun RDMP meningkatkan efisensi kilang , maka hasil pengilangan menjadi maksimal. Dua proyek tersebut tentunya akan meningkatkan ketahanan energi nasional”, harapnya

Sementara itu, Direktur Executive Energy Wacth, Mamit Setiawan menyatakan, pembangunan kilang baik itu program RDMP dan GRR merupakan upaya pemerintah untuk mendorong percepatan kemandirian energi.

Menurut Mamit, dengan peningkatan kapasitas produksi kilang, maka di harapkan pasokan kebutuhan BBM dan Petrokimia bisa dipenuhi oleh produk dalam negeri, apalagi saat ini kita mengimpor kurang lebih 700.000 BOPD baik itu crude maupun produk. Selain itu juga, untuk LPG kita mengimpor hampir 75%.

“Melalui upgrading dan pembangunan kilang kita di harapkan bisa meningkatkan ketahanan energi nasional. Apalagi, kita mempunyai target 1 juta BOPD pada 2030 dimana dengan peningkatan produksi kapasitas kilang maka bisa diolah semuanya”,kata Mamit Setiawan

Lebih lanjut dia menjelaskan, sebaiknya Pertamina bukan hanya membangun kilang, tapi upgrading yang menjadi prioritas. Hal ini disebabkan kemampuan produksi kilang saat ini cukup rendah dan cost produksi yang besar. Melalui program RDMP maka kemampuan kilang untuk memproduksi produk semakin maksimal.

Contohnya kata Mamit, program RFCC Cilacap memberikan dampak cukup besar dengan hasil produk BBM yang sudah standar Pertamax ditambah  kapasitas produksi LPG. Produk turunan juga bisa dimaksimalkan. Selain itu, pembangunan kilang baru atau GRR seperti  di Tuban juga menjadi prioritas dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.

“Meskipun shifting energi sudah berjalan, tapi Kilang dengan terintegrasi saya kira masih di perlukan. Shifting energi di Indonesia masih butuh waktu cukup panjang”, jelasnya

Mamit berharap, Pertamina bisa fokus menyelesaikan dua program prioritas ini, yaitu menyelesaikan up grading kilang eksisting (RDMP) dan pembangunan kilang baru (GRR).

“Jika semua ini terwujud, hasilnya akan sangat signifikan. Dengan program pembangunan penimbunan BBM oleh Pertamina maka akan berdampak terhadap ketahanan energi nasional”, pungkas Mamit

Komitmen Pertamina harus tetap terjaga agar dua proyek strategis nasional ini bisa secepatnya selesai.

Dengan menuntaskan proyek RDMP/GRR, Pertamina dapat memenuhi target Pemerintah untuk menyetop impor BBM pada tahun 2026 demi mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *