Jakarta, ruangenergi.com–Untuk memperkuat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Korea, Pemerintah Indonesia gelar Indonesia – Korea Investment Roundtable Dialogue 2021 di Jakarta pada Kamis (08 – 04 –2021). Agenda ini dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadia, Duta Besar Republik Korea Park Tae Sung, dan Ketua Korean Chamber of Commerce di Indonesia C.K Song.
“Kami secara khusus menyiapkan agenda ini, dan mengundang berbagai perusahaan Korea yang telah berinvestasi di Indonesia, untuk menunjukkan komitmen Indonesia memperkuat hubungan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea,” disampaikan oleh Menko Luhut dalam sambutannya.
Selama kurang lebih 50 tahun, Indonesia dan Korea telah bekerja mempererat hubungan kerja sama diantara kedua negara.
Agenda dialog ini merupakan wujud komitmen kuat pemerintah Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi bagi investor asing dan domestik, termasuk bisnis dari Republik Korea, sebagai salah satu investor terpenting di Indonesia selama beberapa dekade terakhir.
Berdasarkan data investasi pada tahun 2020, Korea menempati posisi ke 5 dari 126 negara yang memberikan investasi besar di Indonesia.
Terdapat 5.467 proyek investasi dibawah perusahaan Korea dengan nilai investasi sebesar 1.8 Milyar US Dollar. Kerja sama ini dapat dikembangkan ke berbagai sektor lainnya, seperti investasi di lembaga baru Indonesia Investment Authority (INA) dan juga mengembangkan industri downstream metal serta energi terbarukan.
Menanggapi forum dialog ini, Ketum METI Surya Darma kepada ruangenergi mengatakan, memang tidak bisa dipungkiri bahwa peran Korea dalam investasi di Indonesia sangat besar.
Di masa lampau, Korea juga menjadi negara tujuan ekspor gas yg sangat besar selain Jepang. Demikian juga dengan Batubara.
Saat ini Korea sudah mulai mengalihkan dukungan investasi ke energi terbarukan dan atau hilirisasi pada produk energi fosil yang memiliki nilai tambah untuk dalam negeri. Bagi Indonesia, kondisi ini memang perlu ditingkatkan kerjasama ini apalagi sejak pihak perbankan Korea yang selama ini mendukung proyek batubara juga sudah mulai membuat kebijakan yang akan menghentikan dukungan finansial bagi pembangunan pembangkit listrik dari batubara.
Indonesia harus pandai memanfaatkan situasi ini untuk membuka peluang kerjasama jangka panjang. Energi terbarukan tentu memerlukan bukan saja mitra tetapi juga kawan yang sangat terbuka dan aktif melakukan riset yang bisa menguntungkan Indonesia
“Korea sangat terkenal dengan keberhasilan riset diperbaiki bidang dan hal itu bisa ditularkan pada sektor energi terbarukan,”pungkas Surya Darma