Jakarta, Ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan produksi minyak dalam APBN realisasi Maret 2021 sekitar 679,5 Million Barel Oil Per Day (MBOPD) atau telah mencapai 96,4% dari yang ditargetkan yakni sebesar 705 MBOPD.
Sementara di lifting minyak dalam APBN mencapai 95,9% atau sekitar 705,0 MBOPD dari yang ditargetkan, artinya capaian lifting APBN di Maret 2021 sekitar 676,2 MBOPD.
“Tentu saja ini hanya perbedaannya berupa stok yang masih tersimpan di tangki-tangki penyimpanan,” jelas Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal I 2021, secara virtual, (26/04).
lebih jauh Dwi menambahkan, sedangkan lifting gas dalam APBN telah mencapai 98,3%, sehingga total barel oil ekuivalen minyak dan gas mencapai 97,3%.
Sementara, Dwi melanjutkan, aktivitas utama hulu migas di 2021 seperti studi G&G hingga triwulan I 2021 telah mencapai 53% atau sebanyak 62 kegiatan dari target yakni sebesar 116, sementara di 2020 realisasinya sekitar 89 kegiatan.
“Ini sesuatu yang cukup baik, artinya sudah banyak pihak-pihak yang berminat studi lebih lanjut mengenai potensi di Indonesia,” kata Dwi.
Ia menambahkan, untuk Seismik 2D sudah mencapai 38% atau realisasi kuartal I 2021 sekitar 1.349 Km dari target yakni sekitar 4.569 Km. Sementara Seismik 3D sudah mencapai 17% atau realisasi kuartal I 2021 sekitar 263 Km dari target sekitar 1.549 Km.
“Berbagai kendala dalam melaksanakan seismik 2D dan 3D ini terus kita upayakan perbaikan karena sesuai kebutuhan dari masing-masing lapangan,” urainya.
Kemudian, lanjut Dwi, untuk pengeboran sumur eksplorasi hingga kuartal I 2021 sebesar 13% atau baru 6 sumur ekplorasi dari yang ditargetkan yakni sebanyak 48 sumur sepanjang 2021.
“Sampai dengan Maret baru sekitar 6 sumur eksplorasi dan di April akan menjadi 11 sumur progress lebih lanjut. Di bulan-bulan yang akan datang akan positif untuk kegiatan eksplorasi dan ini merupakan babak baru untuk bisa melaksanakan eksplorasi secara massif yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara, untuk sumur pengembangan realiasi pad kuartal I 2021 sekitar 76 sumur atau sekitar 13% dari yang ditargetkan yakni sekitar 616 sumur.
“Ini memang diawal tahun ijin investasi atau Final Investment Decision (FID), maupun proses-prose pengadaan di tahun berjalan kita harapkan dapat diperbaiki,” paparnya.
Lalu, untuk perbaikan sumur (workover) menurut Dwi di kuartal I 2021 cukup baik yakni sekitar 143 sumur atau sekitar 23% dari target yang ditetapkan yakni sebanyak 615 sumur.
“Kemudian kegiatan well services pada kuartal I 2021 telah dilakukan sebanyak 5.531 kegiatan atau sekitar 21% dari target yang ditetapkan sebanyak 26.431 kegiatan,” bebernya.