Jakarta,ruangenergi.com–Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) bersama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggodok permohonan Blok North Arafura,dengan kontraktor Madura Oil dan blok Bunga Mas dengan kontraktor Bunga Mas International.
Di sisi lain, blok North Arafura ini ada kendala karena best structure– nya area nya masuk wilayah kerja pertambangan emas PT Freeport Indonesia. Jadi sedang dicari potensi lain.
“Ini struktur nya masuk di area Freeport. Enggak diijinin masuk oleh Freeport. Jadi musti cari struktur lain. Kemudian,North Arafura sedang proses tambahan waktu eksplorasi. Kalau penggantian waktu eksplorasi nya udah dikasih oleh SKK Migas,” kata Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas Shinta Damayanti kepada ruangenergi.com, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Shinta menjelaskan blok Bunga Mas sedang minta tambahan waktu untuk bor sumur. Ada sekitar 10 sumur yang direncanakan sesuai komitmen pasti dari kontraktor kontrak kerjasama.
Dalam catatan ruangenergi.com, Pada Jumat 11 Januari 2019, ada 6 WK beralih ke Gross Split. Wk tersebut adalah: 1. Lapangan Mako, Blok Duyung, kontraktor: Conrad Energy;2. Blok Muralim, kontraktor: Dart Energy; 3. Blok Tanjung Enim, kontraktor: Dart Energy;4. Blok North Arafura, kontraktor: Madura Oil;5. Blok Bungamas, kontraktor: Bunga Mas International;6. Blok Sebatik, kontraktor: Star Energy.
Terhadap hal ini Shinta menjelaskan bahwa blok Duyung sudah jadi blok pengembangan. Sedangkan WK Tanjung Enim sedang proses POD.Kemudian blok Bunga Mas sedang minta tambahan waktu untuk bor sumur lagi.Ada10 sumur. Untuk blok Sebatik sudah terminasi. GMB muralim masih menyelesaikan sumur. North Arafura ada kendala karena best structure nya area nya masuk Freeport. Jadi sedang cari potensi lain.