Perlu Study Untuk Bisa Menggantikan atau Mengurangi Impor LPG

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta,ruangenergi.com-Potensi pasokan gas alam di dalam negeri Indonesia masih besar. Itu sebabnya perlu ada study apakah bisa menggantikan atau mengurangi impor liquified Petroleum gas (LPG).

Sudah semestinya Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan study untuk mencari solusi mengurangi impor LPG.

“Perlu ada study seperti itu…siapapun yg melaksanakan.Potensi pasokan LNG dalam negeri masih besar. Mesti dilakukan study apakah bisa menggantikan atau mengurangi impor LPG,” kata salah satu petinggi di SKK Migas yang enggan diungkap namanya bercerita kepada ruangenergi.com,Sabtu (10/07/2021).

Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan Indonesia berencana tidak impor BBM dan LPG pada 2030. Hal itu disampaikan usai rapat paripurna Dewan Energi Nasional (DEN) yang dipimpin Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk membahas rencana strategis 2021 sampai 2025.

Salah satu isu yang dibahas yaitu soal meningkatnya permintaan energi jangka panjang dan terbatasnya pasokan dalam negeri.

“Direncanakan pada 2030, kita tidak lagi impor BBM dan LPG,” kata Arifin Tasrif dalam konferensi pers selepas rapat bersama Jokowi pada Selasa, 20 April 2021.

Selama ini, LPG merupakan salah satu barang yang rutin diimpor Indonesia. Beberapa bulan lalu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan volume impor LPG akan naik pada 2021, baik bersubsidi maupun nonsubsidi. Jumlah itu naik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 6,2 juta metrik ton.

“Dan kami menghitung berapa produksi dari kilang atau LPG dalam negeri yang sudah kami hitung, ada sedikit peningkatan. Sehingga rencananya di 2021 impor LPG 7,2 juta metrik ton,” kata Nicke Widyawati dalam rapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 9 Februari 2021.

Presiden Jokowi sudah sejak 2019 mengatakan Indonesia seharusnya tak perlu lagi impor LPG. Sebab, jika mau memanfaatkan teknologi yang sesuai, produksi batu bara yang banyak di Indonesia bisa diolah menjadi LPG.