Jakarta, Ruangenergi.com – PT Indika Energy Tbk (Indika) menyatakan pada 2050, sekitar 50% pendapatan perusahaan tidak lagi bersumber dari batubara alias akan bersumber dari non-batubara. Sebagaimana diketahui, Indika merupakan perusahaan pertambangan batubara di Indonesia.
Di mana, sejak tiga tahun lalu Perseroan telah melakukan diversifikasi terhadap proyek-proyek energi terbarukan.
Wakil Direktur Utama sekaligus Group CEO Indika Energy, Azis Armand, mengatakan, investasi diversifikasi Indika Energy meliputi tambang emas, teknologi digital, energi baru dan terbarukan, kendaraan motor listrik, juga solusi berbasis alam atau nature based solutions.
“Kami menargetkan 50% pendapatan dari sektor non-batu bara pada tahun 2025,” ungkap Azis dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ruangenergi.com, (02/08).
Ia menambahkan, situasi ekonomi global akibat pandemi masih cukup menantang, sehingga hal tersebut memacu emiten berkode INDY untuk lebih adaptif dan tangkas dalam melihat peluang usaha.
Ia menjelaskan, diversikasi investasi itu merupakan inovasi perusahaan dalam melihat perubahan tren energi di masa depan yang cenderung memprioritaskan sektor energi baru terbarukan.
“Sejak 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi di luar sektor inti kami di bidang energi dan pertambangan. Hal ini sejalan dengan tujuan eksistensi kami untuk memberi energi pada Indonesia demi masa depan yang berkelanjutan,” papar Aziz.
Lebih jauh, ia mengatakan, pihaknya telah menambah utang sebesar US$ 125 juta dolar untuk mendanai proyek-proyek diverisifikasi tersebut.
Adapun beberapa anak usaha Indika Energy yang terdiversifikasi, antara lain PT Nusantara Resources Limited bergerak dalam bidang pertambangan emas, PT Tripatra Multi Energi dan PT Indika Tenaga Baru merupakan investasi energi terbarukan, hingga PT Electra Mobilitas Indonesia yang menggarap kendaraan motor listrik.
Kemudian, PT Xapiens Teknologi Indonesia yang bergerak dalam bidang enterprise informasi dan teknologi;
Selanjutnya, PT Indika Multi Properti yang melayani proyek properti dan konstruksi bangunan; PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya yang menggarap bisnis energi terbarukan; lalu, PT Zebra Cross Teknologi dalam bidang jasa teknologi digital.