Kemenko Marves

Kemenko Marves Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Pelabuhan Indonesia

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Banten, Ruangenergi.com Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) menegaskan pihaknya terus mendorong implementasi energi baru terbarukan (EBT) dan energi bersih untuk pelabuhan-pelabuhan strategis di Indonesia.

Sehingga nantinya akan menjadi Green Port (Pelabuhan Hijau), hal tersebut dikatakan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kemenko Marves, Basilio Dias Araujo, dalam kunjungannya ke Krakatau International Port (KIP) beberapa waktu lalu.

Sebagaimana diketahui, kunjungan tersebut ditujukan untuk menyiapkan KIP menjadi pelabuhan yang ramah lingkungan, efisien energi dalam konteks ekonomi biru, dan penerapan energi bersih melalui pemanfaatan infrastruktur Solar PV (listrik dari tenaga surya) untuk memenuhi kebutuhan listriknya di Pelabuhan KIP. Ini akan menjadikan KIP sebagai Green Port.

“Indonesia telah menetapkan target 23 persen energi terbarukan dalam bauran energi pada tahun 2025. Kebijakan ini, dikombinasikan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada tahun 2030, merupakan jalan yang jelas menuju sistem energi yang lebih bersih,” terang Basilio.

Ia menjelaskan, upaya KIP dengan pemasangan Solar PV ini sejalan dengan program pertama pengembangan EBT pada rencana jangka panjang Indonesia, yaitu sebesar 5 GW yang telah direncanakan pada RUPTL, dan program yang kedua Green Booster PLN sebesar 3,5 GW. Program Green Booster di dalamnya terdapat inovasi pengembangan EBT termasuk program cofiring dan pengembangan Solar PV.

Dari sisi ekonomi dan kebermanfaatan, solar panel rooftop (panel surya atap) dinilai dapat memberikan kontribusi tak hanya untuk memenuhi target nasional dalam pencapaian energi bersih tenaga surya 207 MW hingga tahun 2025 (sumber: Bappenas RI) tapi juga memberikan profit bagi Pelabuhan BUMN tersebut.

Basilio mengemukakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mengimplementasikan energi bersih.

Utamanya karena bahan baku EBT di Indonesia melimpah, khususnya sinar matahari. Ditambah, ekspor barang dengan emisi tinggi sudah mulai dibatasi sehingga akan memberi kesempatan pengembangan energi bersih.

“Kedepannya, dengan ketersediaan listrik tenaga surya yang murah dan efisien, Krakatau International Port dapat memberikan pelayanan terbaik kepada ribuan kapal baik ukuran besar dan kargo internasional yang melintas di sepanjang Selat Sunda,” beber Basilio.

Sebagai informasi, berdasarkan data tahun 2020, jumlah kapal yang melintas di sepanjang Selat Sunda ialah sebanyak 53.068 kapal (dengan 150 kapal melintas per harinya.