Jakarta, Ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa rencana pengembangan alias Plan Of Development (POD) Lapangan Ubadari menggunakan aplikasi konsep EGR (Enhanced Gas Recovery) dengan menginjeksikan Gas CO2 yang didapatkan dari tiga train LNG.
Hal tersebut dikatakan oleh, Deputi Perencanaan SKK Migas, Benny Lubiantara, saat dihubungi Ruangenergi.com, (31/08).
Ia menambahkan, setelah gas tersebut dikeringkan dan dikompresikan sampai mencapai tekanan yang diperlukan untuk diinjeksikan ke reservoir.
“EGR ini selain menambah recovery berupa tambahan produksi, POD ini juga akan mengurangi emisi karbon dari operasi kilang LNG Tangguh. Saat ini operasi Train 1 & 2 menghasilkan emisi karbon sekitar 5 mtCO2 per tahun dan akan meningkat hingga 8 mtCO2 per tahun pada saat kilang LNG 3 beroperasi,” katanya.
Melalui POD ini, sekitar 25 mtCO2 reservoir CO2 akan diinjeksikan dan diserap ke dalam reservoir (CCS/CCUS). POD Ubadari ini penting karena mendukung target produksi, pengurangan emisi karbon dan sebagai upaya untuk tetap kompetitif di pasar.
“Iya, dalam konteks ini nggak ada revenue dari karbon, tapi ada tambahan produksi dari EGR. Sejauh ini memang belum ada regulasi spesifik yang mengatur monetisasi emisi karbon, sedang disiapkan regulasinya,” ungkap Benny.
Sebelumnya, bp Executive Vice President For Gas & Low Carbon Energy, Dev Sanyal, mengungkapkan bahwa SKK Migas telah menyetujui POD untuk pengembangan proyek Tangguh LNG tahap berikutnya, yaitu Lapangan Ubadari dan Vorwata Carbon Capture Utlization and Storage (CCUS) di Papua Barat, Indonesia, yang dikelola oleh bp.
“Dalam POD ini, kami memperkirakan potensi penambahan gas sebesar 1,3 triliun kaki kubik (Tcf), dari Lapangan Ubadari dan Vorwata CCUS,” ungkap Dev Sanyal.
Dia mengatakan, pengembangan lapangan Ubadari merupakan langkah percepatan setelah melalui program appraisal yang sukses dan akan diproduksi melalui instalasi tanpa awak yang terhubung dengan pipa lepas pantai ke fasilitas LNG Tangguh.
Sementara itu, pengembangan CCUS Vorwata akan menginjeksikan kembali sekitar 25 juta ton CO2 ke reservoir Vorwata untuk mengurangi sebagian besar emisi karbon dan memberikan tambahan produksi gas melalui Enhanced Gas Recovery.