Jakarta,ruangenergi.com-PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM,anak usaha dari PT Pertamina (Persero) sedang menyelesaikan sumur eksplorasi TDE-C-1X di Lapangan Tunu,Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
PHM mengupayakan memasuki target formasi produktifnya.
“Spud di 10 April 2021. Sumur status HP/HT, ada keunikan tersendiri menembus kedalaman 4800 meter.Pakai rig Maera APEXINDO. Di swamp area.Selain dalam, juga properties HP/HT(High Pressure & High Temperature) mempertahankan konstruksi sumur sangat chalenging, “ kata General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam Agus Amperianto kepada ruangenergi.com beberapa waktu lalu.
PHM,akan coba selesaikan hingga 2 minggu ke depan.
Dalam catatan ruangenergi.com,berbicara tentang Lapangan Gas Tunu, maka kita harus memulainya dari penemuan Lapangan gas Tambora.
Tambora adalah lapangan gas yang berlokasi di tengah Delta Sungai Mahakam dan ditemukan pertama kali pada 1974. Lapangan Tambora merupakan katalis bagi penemuan lapangan raksasa Tunu pada 1977.
Lapangan Tambora dan Tunu dikembangkan oleh Total E&P Indonesie.Kedua lapangan seluas 400 km persegi tersebut membentang sepanjang 80 km dari utara ke selatan di sepanjang garis pantai Delta Sungai Mahakam. Produksi gabungan keduanya saat ini mencapai sekitar 1.300 mmscfd.Tambora mulai berproduksi pada 1989, disusul Tunu setahun kemudian.
Hidrokarbon dari kedua lapangan tersebut dikirim ke Anjungan pengumpul dan penguji produksi (Gathering and Testing Satelites/GTS), lalu dikirim ke Central Processing Unit (CPU-1) yang terdiri dari unit separasi gas, unit dehidrasi gas, unit pengolahan air terproduksi (Oily Water Treatment/OWT), pompa kondensat, dan 2 generator turbin gas elektrik. Kapasitas pemrosesan CPU-1 adalah sebesar 350 mmscfd.Pada tahap pengembangan kedua yang dimulai 1994, dibangun 2 unit GTS tambahan, pipa pengiriman dan fasilitas pemrosesan kedua (CPU-2), sehingga memperikan tambahan kapasitas sebesar 900 mmsscfd.
Selanjutnya, pada 1995 dipasang lagi 2 unit GTS.Produksi dan perluasan di bagian utara lapangan Tunu dimulai pada akhir 1998, setelah proyek pemasangan 4 GTS yang dihubungkan ke pusat pengolahan baru di bagian utara (Northern Processing Unit/NPU). Tahap ini diselesaikan dengan berdirinya jalur pipa ekspor gas dan kondensat, serta pusat pengukuran baru yang dibangun di dekat Badak yang dikenal dengan nama Tambora-Tunu Receiving Facilities (TRF).
Dikarenakan semakin turunnya tekanan reservoir, fasilitas kompresi didirikan di lapangan tersebut. Tahap pertama meliputi pemasangan Medium Pressure Compression Platform di sebelah CPU-2 (dikenal sebagai Tunu Compression Platform/TCP) dengan kapasitas 900 mmscfd, jaringan pipa Medium Pressure (MP), beberapa jenis manifold, penampung tikusan, dan air cooler surface platform.
Proyek ini mulai beroperasi pada 2000 dan beberapa tahun kemudian dilanjutkan dengan proyek sejenis di Tunu Utara yang disebut Northern Compression Platform(NCP)