Jakarta, Ruangenergi.com – Segenap pemangku kepentingan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) sepakat untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas alam sebagai solusi untuk mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan iklim investasi untuk menarik minat investor migas demi tercapainya target produksi migas 2030.
Tahun 2020 dan 2021 merupakan tahun yang berat bagi seluruh industri termasuk hulu migas. Meskipun pandemi, namun industri hulu migas harus tetap melakukan berbagai upaya untuk melakukan eksplorasi dan produksi demi mencapai target yang ditetapkan APBN.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, dalam penutupan gelaran Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex ke-45 yang dilaksanakan pada 1-3 September 2021 secara virtual.
“Industri hulu migas, selain sebagai produsen energi, juga merupakan penggerak perekonomian nasional. Proyek-proyek migas telah mendorong munculnya aktivitas-aktivitas perekonomian di berbagai tempat di Indonesia,” ungkap Dwi, (03/09).
Ia menambahkan, untuk jangka panjang Pemerintah telah menetapkan target produksi migas sebesar 1 juta BOPD minyak bumi dan 12 BSCFD gas bumi pada 2030.
Dirinya optimistis target tersebut dapat tercapai, mengingat Indonesia masih memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.
“Tentunya kita perlu mengintensifkan dan mempercepat program kerja untuk mengejar beberapa kegiatan yang tertunda dan juga kita perlu beberapa enabler untuk memonetisasi sumber daya tambahan dari eksplorasi migas dan area terbuka non konvensional,” terangnya.
Selain itu, lanjut Dwi, upaya mencapai target tersebut mendapat dukungan kuat dari semua kalangan tak terkecuali dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Bapak Presiden RI (Jokowi) dalam pidato kenegaraannya pada 16 Agustus 2021 telah menyebutkan beberapa strategi dan enabler untuk mencapai Rencana Jangka Panjang yang meliputi perbaikan regulasi dan fiskal,” terangnya.
Dwi kembali mengungkapkan bahwa, pemerintah menyadari persaingan global untuk mendapatkan investasi semakin ketat, terutama dengan adanya Pandemi Covid-19.
Untuk itu, pemerintah berupaya memperbaiki iklim investasi migas nasional dengan berbagai perubahan kebijakan baik fiskal maupun non fiskal, seperti perbaikan fasilitas perpajakan, penetapan harga DMO (domestic market obligation) hingga 100% dari ICP untuk PSC Cost Recovery, dan pembebasan atau keringanan branch profit tax (BPT).
Sementara itu, dalam sambutannya Presiden IPA, Gary Selbie, mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah dalam penyelenggaraan IPA Convex ke-45.
“Kesediaan Menteri ESDM, Bapak Arifin Tasrif, yang mewakili Presiden Republik Indonesia untuk membuka acara IPA Convex 2021 menunjukkan adanya dukungan dan perhatian Pemerintah bagi keberlangsungan industri hulu migas nasional,” jelas Gary.
Ia mengapresiasi Wakil Menteri Keuangan dan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bersedia hadir sebagai pembicara pada sesi Ministerial Round-table yang membahas topik The New Landscape of Oil and Gas Investment in Indonesia.
“Kehadiran key-stakeholders dari luar sektor energi ini menunjukkan adanya kolaborasi yang tepat demi mewujudkan sektor energi nasional yang kuat,” paparnya.
Menurutnya, partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan dalam acara IPA Convex 2021 melalui sejumlah diskusi yang ada menunjukkan perhatian dan dukungan semua pihak terhadap industri hulu migas demi meningkatkan iklim investasi migas di Indonesia.
“Seluruh diskusi berjalan dengan baik dan hasil yang diperoleh selama 3 hari pelaksanaan IPA Convex akan ditindaklanjuti oleh IPA bersama para pemangku kepentingan yang ada di industri hulu migas ke depannya,” urainya.
Perhelatan IPA Convex 2021 juga tidak lepas dari dukungan dari banyak pihak. Indonesian Petroleum Association, bekerja sama dengan Dyandra Promosindo, selaku penyelenggara IPA Convex 2021 menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan bekerja sama selama persiapan dan penyelenggaraan acara ini seperti dari pemerintahan yaitu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan SKK Migas, dan para sponsor yang terdiri dari perusahaan-perusahaan migas nasional dan internasional seperti : Pertamina, bp Indonesia, Schlumberger, MedcoEnergi, Mubadala Petroleum, Chevron Pacific Indonesia, ExxonMobil Indonesia, INPEX Masela, Petronas, Premier Oil, Repsol, dan lainnya, serta dari para asosiasi, universitas, peserta pameran, pengunjung, media, dan pihak-pihak yang terlibat lainnya.