Jakarta,ruangenergi.com- Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak,Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) prihatin atas masih belum naiknya secara signifikan gairah pemboran di lapangan-lapangan migas yang ada di Indonesia.
APMI berharap Pemerintah Indonesia melalui SKK Migas memacu gairah pemboran pada lapangan migas potensial.
“Mengharapkan akselerasi realisasi rencana pemboran, workover dan perawatan sumur yang ada.APMI selalu siap kordinasi guna konsolidasi kesiapan rig. Karena kondisi rig kan ada yang kerja dan ada yang idle. Rig yang dalam status idle ini tentu perlu dipersiapkan, karena ada yang kondisinya cold stack dan ada yang hot stack. Bagi yang hot stack artinya kan siap kerja kapan saja. Namun tidak demikian bagi yang dalam kondisi cold stack ini artinya perlu ada waktu penyiapan. Bisa karena ada yang harus dileangkapi atau diperbaiki agar siap kerja. Nah ini tentu perlu perencanaan dan biaya yang harus disiapkan dari anggota APMI,”kata Wakil Sekretaris Jenderal APMI Tito Loho dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Selasa (21/09/2021) di Jakarta.
APMI,lanjut Tito, menyadari bahwa dalam pelaksanaan rencana pemboran sering dijumpai kendala sehingga meleset dari target. Untuk itu APMI selalu siap untuk kordinasi agar penyiapan rig akan lebih efisien. Apalagi tidak semata peralatan rig, tapi juga menyangkut rencana penyiapan SDM.
Dalam catatan ruangenergi.com,Menteri ESDM Arifin Tasrif menekankan perlunya usaha yang lebih keras dari SKK Migas dan KKKS agar selisih produksi dan lifting di tahun 2021 dapat terpenuhi.
“Realisasi kegiatan pemboran dan realisasi proyek yang dicanangkan untuk menambah produksi tahun 2021, merupakan ujung tombak peningkatan produksi jangka pendek,” ucap Arifin Tasrif sambutannya secara daring di Jakarta (6/4/2021) lalu.
Arifin juga memberikan apresiasi kepada SKK Migas dan KKKS Seleraya Merangin Dua yang telah berhasil merealisasi pembahasan dan persetujuan Plan of Development (POD) dapat diselesaikan dalam 4 (empat) bulan.