Program Comdev GeoDipa, Berdayakan Masyarakat Sekitar Beri Keterampilan Pengelasan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Semarang, ruangenergi.com- Sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) GeoDipa Energi membekali masyarakat sekitar untuk dengan ilmu untuk masa depan. Program pelatihan ini terbagi dalam 2 (dua) kloter, kloter pertama dimulai pada Mei 2021 lalu, sedangkan kloter berikutnya dimulai pada September 2021, program pelatihan diikuti oleh 40 peserta yang berasal dari Desa Karangtengah, Desa Dieng Kepakisan, Desa Dieng Kulon dan Desa Bakal di Politeknik Negeri Semarang (Polines), Jawa Tengah. Project Manager Dieng 2, Henky Irawan mengatakan, GeoDipa selalu berkomitmen untuk memberdayakan dan mengelola potensi lokal yang ada di sekitar perusahaan.

“Salah satu bentuk dari implementasi pemberdayaan dan pengelolaan potensi lokal ini adalah kegiatan pelatihan pengelasan yang telah kita laksanakan bekerja sama dengan Politeknik Negeri Semarang (Polines),” kata Henky kepada media Jum’at (24/9/2021).

“Kami berharap pelatihan tidak hanya sampai disini saja, namun peserta harus terus berlatih meningkatkan jam terbangnya sehingga pada akhirnya nanti bisa memberikan kontribusi dalam dunia industri,” lanjut Hengky.

Sementara Wakil Direktur Bidang Perencanaan & Kerjasama, Drs. Budi Prasetya, M.Si mengatakan, bahwa sinergi antara industri, desa, dan perguruan tinggi diperlukan agar program pemberdayaan masyarakat bisa berjalan dengan baik. Peserta pelatihan pengelasan mendapatkan pengarahan dari tim teknis pelatihan Politeknik Negeri Semarang (Polines).

“Saat ini potensi untuk menjadi welder sangat terbuka lebar di project energi dan kontruksi, saya berharap peserta bisa menjalankan pelatihan ini dengan baik untuk menggali dan meningkatkan potensi,” ungkapnya.

Ditemui secara terpisah, Kepala Desa Dieng Kulon, Slamet Budiyono menyambut baik program pelatihan pengelasan yang diinisasi oleh GeoDipa.

“Semoga pelatihan ini bisa bermanfaat bagi warga masyarakat yang sejalan dengan harapan kami ke depan dalam hal pemberdayaan masyarakat,” kata Slamet.

Selama satu minggu peserta mendapatkan beragam materi mulai dari pengenalan mesin las SMAW, praktik lapangan, dan ditutup dengan uji kompetensi. Dari seluruh peserta di masing-masing desa akan dilakukan proses seleksi tiga peserta terbaik untuk kemudian dapat mengikuti pelatihan pengelasan tahap selanjutnya.