SKK Migas Gelar CEO Forum

Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) hari ini menggelar CEO Forum.

CEO Forum yang dilakukan hari ini merupakan yang kedua, setelah yang pertama kemarin dilakukan pada tahun 2020.

“Tujuan :Menyampaikan kepada Pimpinan Tertinggi KKKS atas Rencana Strategis SKK Migas untuk mencapai target produksi jangka pendek tahun 2022, agar selaras dengan target jangka panjang tahun 2030.Output:KKKS menyampaikan masukkan atau kebutuhan atas rencana produksi jangka panjang dan jangka pendek (misalnya pengadaan, perizinan, percepatan insentif dll).SKK Migas dan KKKS memiliki komitmen bersama untuk melaksanakan Program Kerja tersebut,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih kepada ruangenergi.com,Senin (27/09/2021) di Jakarta.

Indonesia Oil and Gas 4.0 merupakan panduan rencana strategis yang dikembangkan oleh SKK Migas dalam rangka pencapaian ambisi industri hulu migas Indonesia untuk periode sepuluh tahun kedepan.

Dalam catatan ruangenergi.com,Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), menegaskan bahwa pengurangan emisi menjadi salah satu pilar utama pada usaha peningkatan produksi migas nasional sebesar 1 juta BOPD dan 12 BSCFD gas pada tahun 2030.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, program pengurangan emisi sekaligus merupakan kontribusi nyata upaya hulu migas menjaga Indonesia sebagai paru-paru dunia demi menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi yang akan datang,

Guna memastikan program keberlanjutan lingkungan hulu migas dapat terealisasi, Dwi melanjutkan, pihaknya telah memasukkan program ini ke dalam Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0, yaitu rencana hulu migas untuk mencapai target produksi migas di 2030 sebesar 1 juta BOPD minyak dan 12 BSCFD gas. Program tersebut adalah mendukung pencapaian keberlanjutan lingkungan, yang diterjemahkan ke dalam 2 program kunci yaitu Decommisioning dan Low Carbon Initiative.

“SKK Migas sebagai lembaga Negara yang mengawasi dan mengendalikan kegiatan usaha hulu migas, memastikan terlindunginya lingkungan dalam operasi hulu migas sejak tahap eksplorasi hingga produksi. Langkah ini telah ditetapkan dalam rencana strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 tahun 2020 – 2030. Salah satu target yang hendak dicapai adalah memastikan keberlanjutan lingkungan,” ujar Dwi Soetjipto.

Dwi menuturkan, dalam implementasinya program diterjemahkan melalui penguatan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup atau PROPER oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diikuti sejak tahun 2002. Setiap tahun target peningkatan prestasi selalu dinaikkan.

“Pada tahun 2020 100% kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) telah memenuhi kriteria taat, dengan rincian 38 KKKS masuk kategori taat (proper biru) dan 32 KKKS telah mendapatkan penilaian proper yang lebih tinggi, meliputi 26 KKKS mendapatkan proper hijau dan 6 KKKS mendapatkan proper emas,” paparnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *