Jakarta, Ruangenergi.com – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dikabarkan telah menandatangani Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Di mana dalam RUPTL tersebut, pemerintah memasukkan porsi Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 51%, dan sisanya masih menggunakan energi fosil.
Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Surya Darma, saat dihubungi Ruangenergi.com, (27/09).
“Menurut info begitu, RUPTL sudah di tandatangani oleh Menteri ESDM. Komposisinya memang ET sebesar 51% lebih dan sisanya tetap energi fosil. Karena itu, RUPTL ini disebut dengan green RUPTL pertama,” ungkap Surya.
Dia menambahkan, sedianya, persentase ET sebesar 48% seperti penjelasan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Rida Mulyana pada acara Bincang-bincang METI April 2021 yang lalu.
“Saat itu juga sudah diindikasikan sebagai green RUPTL karena porsinya ET yang meningkat tajam ke 48%. Kami tidak mau berspekulasi, sampai adanya penjelasan resmi Kementerian ESDM tentang porsi ET ini,” jelasnya.
Meski demikian, METI mengaku menyambut Green RUPTL ini dengan gembira, dimana Surya menyebut bahwa RUPTL ini menjadi pendorong tercapainya target EBT 23% di 2025.
“Kami tentu menyambut gembira dan memberikan apresiasi terhadap upaya pemerintah dengan menggulirkan green RUPTL sebagai upaya memenuhi target 23% ET dalam bauran energi nasional. Tentu saja target ini masih belum cukup untuk mencapai target ET dalam bauran energi nasional karena jika digabung dengan sektor lainnya maka porsi ET akan lebih kecil dari 23% energi,” imbuhnya.
Lebih jauh, Surya mengemukakan bahwa, dengan kondisi kelistrikan seperti target tersebut maka bauran energi menjadi lebih kecil dari 23% karena sektor transportasi dan industri yang masih menggunakan batubara dan migas akan mengurangi bauran energi secara nasional.
“Kerena itu, jika berharap memenuhi target bauran energi nasional pada tahun 2025 maka sektor kelistrikan harus memenuhi peran ET lebih besar dari 23% atau ada pengurangan penggunaan batubara secara signifikan,” tutupnya.