Pembangkit Listrik Tenaga Uap Suralaya 1-7 memiliki kapasitas total sebesar 3.400 MW atau menyumbang 12 % dari kelistrikan Jawa-Madura-Bali
Cilegon, Ruangenergi.com – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya bisa dikatakan tetap menjadi tulang punggung (backbone) kelistrikan Jawa-Bali.
PLTU Suralaya memilik kapasitas pembangkit sebesar 3.400 Megawatt (MW) yang terdiri dari Unit 1-7. Unit 1-4 memiliki kapasitas total sebesar 1.600 MW, dan Unit 5-7 memiliki kapasitas total sebesar 1.800 MW.
General Manager Suralaya Power Generation Unit, Rachmad Handoko, mengatakan, PLTU Suralaya ini dikelola oleh PT Indonesia Power (PT IP) anak usaha PT PLN (Persero) memiliki 7 Unit Pembangkitan.
“Unit 1-4 itu berkapasitas 400 MW tiap unitnya, sehingga total kapasitas dari Unit 1-4 sebesar 1.600 MW.Kemudian ada Unit 5,6,7 yang masing-masing memiliki kapasitas 600 MW, sehingga total kapasitas PLTU Suralaya saat ini sebesar 3.400 MW,” terangnya saat berbincang dengan ruangenergi.com di PLTU Suralaya, Cilegon Banten, Selasa(28/09).
Rachmad menambahkan, PLTU Suralaya dalam menyalurkan energi listriknya menggunakan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV, GITET Suralaya yang masuk ke dalam jaringan transmisi 500 KV terhubung sampai PLTU Paiton. Ia juga mengatakan, PLTU ini juga memberikan kontribusi sebesar 12% terhadap sistem Jawa-Bali.
“Kontribusi PLTU Suralaya sekitar 12% memasok energi listrik di sistem Jawa-Bali, di mana sistem Jawa-Bali saat ini memiliki beban puncak sebesar 26.000 MW. Untuk itu, diharapkan PLTU Suralaya ini dapat menjadi penopang kehidupan masyarakat yang lebih baik,” terangnya.
Menurutnya, di tengah situasi sulit akibat Pandemi Covid-19 banyak industri besar mengurangi pemakaian listrik, dan memberlakukan Work From Home (WFH) terhadap sebagaian karyawannya. Termasuk yang dilakukan olehnya, di mana manajemen memberlakukan WFH terhadap sebagian pegawainya guna mengurangi penyebaran virus corona.
Meski demikian, PLTU Suralaya tetap beroperasi untuk menyuplai kebutuhan listrik bagi masyarakat.
“Di awal Pandemi Covid-19 sempat sistem kelistrikan mengalami penurunan. Namun di kuartal III dan IV 2020 penurunannya sekitar 4%-10%, dan sebagai penopang kelistrikan Jawa-Bali, PLTU Suralaya tetap mengoperasikan seluruh unit pembangkit yang ada di komplek PLTU Suralaya,” paparnya.
“Guna menjalani protokol kesehatan yang disarankan oleh pemerintah, PLTU Suralaya memberlakukan Program WFH terhadap sebagain SDM-nya,” sambung Rachmad.
Ada cerita menarik yang dilakukan manajemen dalam menjalankan program WFH tersebut. Saat itu ada salah satu unit pembangkitan yang dioperasaikan olehnya sedang mengalami kendala.
“Dengan sigap, kami melakukan maintenance secara mandiri terhadap unit yang mengalami trouble tersebut. Di mana semestinya pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh petugas ahlinya dari Jepang, dan saat itu kami lakukan sendiri. Tentunya dengan risiko yang harus kita tanggung sendiri,” ujarnya.
“Kita melakukan kajian secara pribadi, lalu mendiskusikannya bersama tim. Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah, akhirnya pengerjaan perawatan pada unit yang mengalami trouble tersebut dapat kita atasi bersama,” imbuh Rachmad.
Sementara, Deputi GM Bidang Umum PT IP Suralaya PGU, Hadi Susanto, mengatakan, pandemic covid-19 merupakan tantangan terberat terhadap sektor kelistrikan. Tak hanya sektor kelistrikan, melainkan seluruh sektor juga mengalami kendala yang sama, priwisata, industri, migas dan lainnya.
“Meski pandemik melanda kami tetap beroperasi untuk menghasilkan energi listrik dan disalurkan kepada masyarakat. Coba bayangkan kalau kita (PLTU Suralaya) berhenti beroperasi, bagaimana nasib masyarakat yang sedang dirawat di Rumah Sakit akibat terpapar Covid-19, lalu anak-anak yang menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) itu seperti apa, dan sebagainya. Itu semua kami lakukan demi menyalurkan energi listrik untuk masyarakt dalam menopang segala aktivitasnya baik yang WFH maupun WFO,” tutur Hadi.
Ia menjelaskan, selama pemberlakuan WFH semua unit pembangkitan di PLTU Suralaya on terus (tetap beroperasi), kecuali ada unit pembangkitan yang masuk dalam tahap pemeliharaan.
Terkait program vaksinasi, PLTU Suralaya juga melakukan hal tersebut sebagaimana yang diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo.
“Saat ini bisa dikatakan seluruh pegawai kami sudah dilakukan vaksinasi kecuali terhadap pegawai yang memiliki penyakit bawaan (komorbid),” katanya.
“Tak hanya kepada para pegawai, kami juga menggelar program vaksinasi terhadap masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah sekitar PLTU Suralaya. Kami sangat senang, karena masyarakat menyambut program vaksinasi ini dengan sangat antusias,” sambung Hadi menuturkan.
Bahkan, lanjut Hadi, dari target yang ditetapkan manajemen untuk program vaksinasi untuk warga sekitar masih kurang. Alhasil manajemen meminta kepada masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi di hari berikutnya.