dadan

Sambangi Pabrik Batere ABC, Ini Pesan MESDM Arifin Tasrif

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

Jakarta, ruangenergi.com – Pemerintah terus mempersiapkan kesiapan komponen ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai ( KBLBB), salah satunya adalah batere lithium Ion.

Hal ini dibuktikan dengan dengan dilakukannya kunjungan kerja oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif ke PT Intercallin salah satu pioner pembuat batere kering ABC. Pabrikan batere ini akan memproduksi Lithium Ion dan akan commissioning pada bulan Oktober 2021 dengan bentuk silinder LFP 26650, kapasitas terpasang 9,3 juta butir (107 MWh) per tahun.

“Menteri ESDM mengunjungi pabrik batere ABC yang sedang menyelesaikan unit produksi batere lithium. Ini semua untuk mendorong pemanfaatan energi bersih, salah satunya melalui elektrifikasi pada kendaraan bermotor khususnya konversi kendaraan bermotor roda dua yg menggunakan BBM bensin ke listrik”, kata Dirjen EBTKE Dadan Kusdiana kepada ruangenergi.com, Senin(11/10/21).

Lebih lanjut Dadan menjelaskan, PT Intercallin akan mengembangkan kemampuan untuk memproduksi baterai litium sesuai kebutuhan pasar lainnya, seperti memproduksi baterai Lithium Ion jenis prismatik dan/atau dengan katoda NCM.

Pertimbangan untuk mengembangkan produk baterai ion litium, adalah upaya untuk mendukung komitmen pemerintah dalam mendorong produsen baterai sekunder ion litium semakin kuat terutama dengan telah dikeluarkannya Perpres tentang Program Percepatan Kendaraan Listrik Nasional.

Dadan menambahkan, Kementerian ESDM sedang merencanakan Program Konversi dengan tujuan berkontribusi membangun ekosistem KBL BB dalam rangka menunjang pengurangan gas rumah kaca Menekan impor BBM, dan Menstimulasi efek ganda untuk perekonomian Nasional khususnya IKM (industry dan jasa)

“Untuk itu Kementerian telah mengkonversi 100 Sepeda Motor Bensin yang berusia diatas 7 tahun sebagai Proyek Pilot dengan hasil yang baik”, tambahnya

 

Ke depan, Kementerian ESDM bermaksud untuk mengusulkan Program Konversi ini menjadi sebuah Program Nasional, sehingga bisa didukung secara lintas kementerian dan berbagai stake holders lainnya.

Namun dari hasil pengamatan pada Proyek Pilot dimaksud dirasakan bahwa baterai ternyata merupakan satu factor yang membuat biaya konversi menjadi terasa sangat mahal, sehingga diduga bisa mengurangi minat masyarakat yang akan mengkonversi sepeda motor BBM nya, padahal mereka harus mengeluarkan biaya sendiri untuk melakukan proses konversi tersebut.

Kementerian ESDM berharap, PT Intercallin dapat mengembangkan kemampuan untuk memproduksi Baterai Lithium Ion yang dapat menunjang Program Konversi Kendaraan Roda-2 BBM ke Listrik, yang harganya terjangkau masyarakat, berkualitas tinggi, dengan ukuran yang memungkinkan dipenuhi oleh sebuah sepeda motor yang telah berusia diatas minimal 7 tahun, serta memiliki tingkat keamanan yang tinggi.

Selain itu, dalam rangka menekan biaya konversi sangat mengharapkan PT Intercallin mampu mengembangkan Sistem Usaha Swap Baterai yang di produksinya, sehingga program Konversi akan sangat terbantu.