Jakarta, Ruangenergi.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus melakukan pengeboran-pengeboran sumur eksplorasi guna meningkatkan produksi sebesar 1 Juta Barel Oil Per Day (BOPD) dan 12 Miliar Standar Kaki Kubik Gas Per Hari (BSCFD) di 2030.
Dalam tayangan di Channel YouTube SKK Migas TV, Kepala Divisi Operasi Pengeboran & Perawatan Sumur, Surya Widyantoro, mengatakan bahwa SKK Migas terus berupaya menjaga produksi migas dan berusaha meningkatkannya dengan melakukan cadangan-cadangan sumur migas baru.
“Industri hulu migas kita ini sudah puluhan tahun di eksplorasi dan oil and gas (migas) ini bukan energi yang terbarukan. Tapi Pemerintah atau kami (SKK Migas) terus mencari cadangan penggantinya dengan melakukan kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan baru,” ujarnya, sebagaimana dikutip channel YouTube tersebut, (20/11).
Ia mengungkapkan, periode dari tahun 1990-an sampai sekarang ini temuan terbesar berada di Blok Cepu, yang dikelola oleh ExxonMobil.
“Blok Cepu (ExxonMobil) itu salah satu temuan besar kita untuk mempertahankan cadangan oil and gas di Indonesia,” paparnya.
Dia menambahkan, manfaat besar minyak dan gas bumi untuk masyarakat yakni menunjang kebutuhan masyarakat akan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan menggerakkan industri, dan lainnya.
“Manfaatnya lainnya untuk pembangkit listrik, membangkitkan industri dan lainnya. Di samping itu, energi fosil tidak hanya industri oriented dan umumnya kita punya multiplayer efek dari kegiatan industri hulu migas di suatu daerah. Contohnya di Caltek, WK Rokan, itu masyarakat sekitar merasakan dampak dari industri hulu migas, yang tadinya daerah sepi tanpa cahaya penerangan jalan dan sebagainya, hadirnya industri hulu migas di daerah tersebut membangun roda perekonomian dan penerangan jalan dan sebagainya,” katanya.
Selain itu juga, dia bercerita di wilayah Cepu, Jawa Tengah, juga dijadikan “Texas-nya Indonesia”, sekaligus tempat wisata untuk masyarakat lokal maupun luar daerah tentang migas. Mengapa Texas, karena sama seperti di Texas, Amerika Serikat, wilayah tersebut banyak ditemukan cadangan migas.
“Dua tahun lalu, kala itu Menteri ESDM (Ignasius Jonan) bersama kami (SKK Migas) menjadikan wilayah Wonocolo, Cepu, sebagai daerah wisata penghasil migas. Karena banyak ditemukan cadangan dan banyak sumur eksplorasi migas tua yang di tambang oleh masyarakat. Dari pada terbengkalai dan akhirnya di tambang secara Ilegal melanggar hukum, akhirnya kita jadikan tempat pariwisata,” ujarnya.
Selain itu, ia menjelaskan, semua sektor terdampak adanya Pandemi Covid-19. Meski begitu, kegiatan operasional industri hulu migas yang dilakukan oleh oil company (Kontraktor Kontrak Kerja Sama/KKKS) tetap harus berlangsung dan meningkatkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Hal tersebut demi menjaga produksi migas nasional, sebab jika sampai kegiatan hulu migas terhenti, impact nya sangat luar biasa.
“Kami menyarankan seluruh oil company agar operasional tetap berjalan, namun prokesnya harus diperketat. Beberapa kali di Rig pemboran terjadi outbreak covid, karena untuk menjaga kelangsungan produksi migas nasional kita mengetatkan sistem protokol kesehatan,” jelasnya.
“Ketika terjadi outbreak covid kami bersama oil company melakukan prokes ketat sesuai yang disarankan Pemerintah yakni untuk mengkarantina pekerja yang terpapar atau membawanya ke Rumah Sakit. Setelah itu kita lakukan sterilisasi seluruh peralatan di Rig tersebut dan menggantinya dengan pekerja baru, pekerja yang baru pun harus melalui serangkaian proses seperi test PCR Antigen, karantina selama 7 hari dan lainnya. Setelah dinyatakan negatif dari Covid-19, barulah pekerja tersebut mulai melakukan aktivitas di Rig tersebut.
Lebih jauh dia mengungkapkan, SKK Migas memiliki 3 program sumur yakni Pertama, Sumur Eksplorasi. Kedua, Sumur Pengembangan, dan ketiga Workover Sumur dan Perawatan Sumur.
“Sumur eksplorasi merupakan sumur untuk mencari minyak. Kita melalui eksplorasi mencari cadangan minyak baru. Setelah itu berhasil, tahap selanjutnya yakni sumur pengembangan yang berguna untuk mengangkat atau memproduksi cadangan dari sumur tersebut. Selanjutnya, setelah sumur tersebut berproduksi selama bertahun-tahun tentunya dilakukan perawatan sumur agar produksi tidak menurun,” bebernya.
“Tahun ini ditargetkan untuk sumur eksplorasi itu ada 36 titik dan sudah berhasil dilakukan sebanyak 24 titik. Sementara sumur pengembangan tahun ini ditargetkan sebanyak 538 sumur dan setelah di evaluasi terdapat sekitar 526 sumur pengembangan dan sudah terealisasi 384 sumur. Mohon doanya agar kita bisa ngebor sampai 100% dan produksi minyak nasional meningkat dan mampu menyumbang ekonomi terhadap negara,” tutupnya.