Jakarta,ruangenergi.com-Presiden Direktur PT Medco EP Indonesia Ronald Gunawan mengatakan Medco Groups bertransisi dari energi fosil ke energi terbarukan.
Pada tahun ini juga Medco sudah berkomitmen untuk mencapai net zero emission di tahun 2050,untuk scope 1 dan scope 2. Sedangkan scope 3 di 2060.
“Jadi ini adalah misi perusahaan ke depan dan kita (Medco) tumbuh dengan mengikuti perkembangan dunia supaya kita bisa survive,” kata Ronald saat menjadi pemateri dalam Northern Sumatra Forum, Selasa (23/11/2021) di Batam.
Medco,lanjut RG-sapaan akrab Presdir MEPI ini- memiliki asset di luar negeri, yakni di Vietnam, Thailand, Libya, Yaman, dan ada konsesi juga di daerah Tanzania.
“Fokus kita (Medco Group) adalah di Asia Tenggara. Di Indonesia, kita punya juga daerah operasi di Sumatera bagian Utara,yakni di Blok A Aceh. Di blok A ini operasi cukup challenging, karena lapangan ini lapangan gas yang sangat extremes ya. Istilah technicalnya itu extremely sour gas (gas yang sangat asam). Very corrosive dan dimana ppm-nya mencapai 12 ribu dan C02 27 persen. Jadi kita bayangkan saja, gas yang mengandung H2S itu bisa berbahaya. Jadi ini extremely high itu.Dan juga reservoir nya high pressure dan high temperatur. Jadi segalanya, technically very challenging,” papar Ronald dengan mimik wajah serius.
Di Aceh ini,lanjut Ronald, merupakan investasi pertama dalam 25 tahun terakhir dimana akhirnya Medco bisa berproduksi di sana.
“Terimakasih SKK Migas dan BPMA yang sudah mendukung kami di Aceh,”ucap Ronald.
Di Natuna,ungkap Ronald,Medco ada dua blok di sana yakni North Sokang dan South Natuna Sea yang di blok B. Di blok B itu gasnya oleh Medco diekspor ke Singapore.Sedangkan crudenya dijual ke Pertamina dan market.
“Kita enggak bisa produksi gas maksimum karena market, terutama di Natuna.Jadi itulah salah satu yang perlu kita lihat bersama,”pinta Ronald.
Di Natuna, Medco mulai proyek baru yakni di Hiu dimana sedang drilling sekarang, ada rig yang baru masuk. Medco juga mulai project Belida Extension dimana diharapkan beroperasi di tahun 2022 mendatang.
“Medco bersama SKK Migas mulai juga Baronang Field. Kemudian proyek baru di Forrel,beroperasi di 2023. Kemudian beberapa pengembangan gas,salah satunya di Blok A Aceh,dimana memasuki face dua development. Kemudian di Natuna masih ada beberapa proyek perlu kita diskusikan dengan teman-teman SKK Migas untuk mendukung target produksi pemerintah,” ucap Ronald lagi.
Terkait dengan target pemerintah untuk mencapai 1 juta bopd dan 12 bscfd, ini perlu didukung banyak pihak. Ini penting terutama saat transisi dari energi fosil ke energi terbarukan. Kita,kata Ronald, memerlukan gas dan crude oil yang masih cukup banyak.
Medco juga memberikan laporan secara berkala kepada stake holder terkait dengan ESG (environmental, social and government).