64 Tahun Pertamina dan Tanggung Jawab Lingkungan

Twitter
LinkedIn
Facebook
WhatsApp

PERTAMINA telah berusia 64 tahun pada tanggal 10 Desember 2021. Sebagai perusahaan kelas dunia, Pertamina telah banyak menorehkan berbagai prestasi yang patut diapresiasi. Bahkan saat ini BUMN tersebut dinakodai oleh seorang wanita yang masuk dalam daftar 100 wanita  paling berpengaruh di dunia tahun 2021. Sungguh merupakan suatu prestasi tersendiri bagi Pertamina sebagai perusahaan terbuka, sekaligus menjadi kebanggaan Indonesia.

Sebagai produsen bahan bakar minyak dan energi, Pertamina mengemban misi memberikan kecukupan penyediaan berbagai macam produk berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi kepada masyarakat.  Salah satu produk tersebut adalah bahan bakar minyak kendaraan bermotor.

Beberapa varian bahan bakar minyak produk Pertamina yang beredar di pasar diantaranya premium, pertalite, pertamax, dan lain-lain. Varian bahan bakar minyak dengan kandungan oktan paling rendah adalah jenis premium.

Pertamina dituntut secara ekonomi menghasilkan penerimaan yang tinggi dan berkelanjutan kepada negara melalui penyelenggaraan berbagai bisnisnya. Selain itu sebagai perseroan milik negara, Pertamina juga tidak bisa lepas dari tanggungjawab sosial.

Salah satu implementasi tanggungjawab sosialnya yaitu masih memfasilitasi ketersediaan bahan bakar minyak jenis premium di pasar. Melalui kebijakan ini diharapkan ketersediaan bahan bakar minyak dengan harga terjangkau untuk rakyat dapat difasilitasi.

Penggunaan varian bahan bakar minyak jenis premium dengan kandungan oktan rendah, memberikan dampak negatif  terhadap lingkungan hidup.

Kendaraan bermotor yang menggunakan premium sebagai bahan bakarnya berkontribusi melepas emisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang beroktan tinggi sehingga berdampak terhadap penurunan kualitas udara.

Pilihan untuk masih tetap menyalurkan premium di pasar merupakan wujud tanggungjawab sosial Pertamina sesuai kebijakan pemerintah.

Sebagai badan usaha milik negara, Pertamina telah mengimplementasikan tanggungjawab ekonomi sekaligus tanggungjawab sosialnya. Bagaimana dengan tanggungjawab lingkungan hidup?

Penggunaan premium dengan kandungan oktan  rendah akan menghasilkan pembakaran yang tidak sempurna pada mesin kendaraan bermotor. Kondisi ini berdampak terhadap buangan emisi yang lebih tinggi dari kendaraan bermotor.

Emisi tinggi yang berasal dari gas buangan kendaraan bermotor berkontribusi pada terjadinya penurunan kualitas udara serta berdampak terhadap laju pemanasan global. Fakta ini melengkapi realitas dimana sektor energi merupakan salah satu kontributor penyumbang emisi terbesar di Indonesia.

Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia dituntut untuk dapat menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup secara berkelanjutan. Tanggungjawab ekonomi dan sosial dalam penyelenggaraan bisnisnya sudah mampu diwujudkan oleh Pertamina.

Sementara kebijakan untuk merespon kepentingan lingkungan hidup masih perlu diupayakan, termasuk yang berkaitan dengan dampak negatif penggunaan bahan bakar minyak dengan oktan rendah.

Untuk perbaikan kualitas lingkungan hidup dapat diukur melalui indeks lingkungan hidup dengan tiga indikator meliputi indeks kualitas udara, indeks kualitas air dan indeks kualitas tutupan lahan.

Inovasi sebagai respon terhadap penggunaan premium yang masih disuplai ke pasar dapat dilakukan Pertamina melalui kombinasi strategi dalam bentuk sosialisasi, edukasi dan pemanfaatan teknologi yang dapat meminimalkan emisi gas buang kendaraan bermotor.

Sosialisasi dapat dilakukan melalui penyelenggaan secara kolaboratif dengan organisasi yang memiliki dukungan akar rumput yang kuat dan tersebar di seluruh Indonesia. Sementara edukasi dan penggunaan produk teknologi yang mampu menurunkan emisi gas buang kendaraan bermotor, dapat bersinerji dengan perguruan tinggi dan lembaga pegiat lingkungan.

Sebagai perusahaan kelas dunia milik negara, Pertamina seyogianya mendukung penuh komitmen pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi sampai dengan 29 persen, sebagai upaya konkrit bersama masyarakat dunia ikut menahan laju pemanasan global.

Langkah strategis ini akan memperkuat eksistensi Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia yang mampu menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial dan lingkungan hidup secara berkelanjutan dalam penyelenggaraan bisnisnya.

Oleh: Dr.Ir. Ishak Tan, M.Si
(Akademisi; Praktisi Lingkungan Hidup)