Jakarta,ruangenergi.com-PT Pertamina EP Cepu (PEPC) memastikan proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) sudah mencapai lebih dari 95.25 persen.
Beberapa equipment sudah mulai masuk fase commissioning. Namun, seperti dialami oleh proyek lain, bahwa proyek JTB ini terdampak pandemi Covid-19, dimana beberapa peralatan yang difabrikasi overseas terlambat.
“Saat ini progress project JTB mencapai 95.25% lebih, beberapa equipment sudah mulai masuk fase commissioning. Seperti project lain bahwa project JTB ini juga terdampak oleh pandemic Covid19 ini, dimana beberapa peralatan kita yang difabrikasi di luar negeri, terlambat akibat C19 ini. Walaupun demikian, PEPC bersama EPC Contractor dengan didukung oleh SKK Migas serta stakeholders yang lain, tetap berupaya untuk melakukan percepatan penyelesaian project ini,” kata Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Awang Lazuardi kepada ruangenergi.com,Senin (13/12/2021) di Jakarta.
Ketika ditanyakan kepadanya terkait target on stream dari JTB, Awang menjelaskan bahwa detailnya akan dibahas bersama dengan SKK Migas.
“Untuk detailnya akan kita bahas dengan SKK Migas, rencana akan dibahas dalam sponsor meeting,” tegas Awang dengan bersemangat.
Dalam catatan ruangenergi.com,PT Pertamina EP Cepu (PEPC) sebagai Anak Perusahaan Hulu PT Pertamina (Persero) bergerak dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dengan wilayah kerja pertambangan di Blok Cepu.
PEPC bekerja sama dengan mitra kerjanya yaitu ExxonMobil Cepu Limited dan BKS PI Blok Cepu untuk bersama mengelola dan melakukan eksplorasi potensi migas di wilayah tersebut. Potensi cadangan Lapangan Banyu Urip berkisar 823 Juta Barel Oil dan Lapangan Unitisasi Jambaran – Tiung Biru (JTB) 1,5 TCF Gas. Tahun 2019, produksi minyak PEPC tidak hanya berasal dari Lapangan Banyu Urip, melainkan juga dari Lapangan Kedung Keris yang sudah beroperasi sejak November 2019.
PEPC menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Berdasarkan RKAP 2019, terdapat lima strategi Perusahaan yang telah ditetapkan Direksi, yaitu menjadi mitra kerja yang aktif, menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan, memanfaatkan sistem informasi dan teknologi, menjadi operator gas Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB), serta membangun struktur organisasi.
Selain menerapkan lima strategi tersebut, PEPC juga memiliki 10 arahan Direktur, serta kebijakan strategis lainnya seperti peta jalan Kinerja Excellence PEPC 2018 – 2025 yang dilengkapi dengan target pencapaian pada setiap tahunnya. Maka, sepanjang tahun 2019, semua jajaran Direksi beserta pekerja PEPC menjalankan kebijakan strategis tersebut dengan sebaik-baiknya.