2022 PHR Targetkan 180 ribu BOPD, Kepala SKK Migas : Blok Rokan Akan Kembali Menjadi Produsen Minyak Terbesar di Indonesia

Rumbai, ruangenergi – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto beserta rombongan mengujungi fasilitas PHR WK Rokan War Room yang dibangun sebagai bagian dari persiapan mendukung rencana kerja masif dan agresif pengeboran 400 hingga 500 sumur baru di Wilayah Kerja (WK) Rokan pada tahun ini.
Turut mendampingi kunjungan tersebut adalah Direktur Pengembangan Subholding Upstream Pertamina Taufiq Aditiyawarman, Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin.

Fasilitas yang berlokasi di Kantor Utama PHR WK Rokan di Rumbai, Pekanbaru, ini dilengkapi enam layar utama yang menyajikan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard terkait Asset Development dan Drilling & Completion yang memantau aktivitas pengeboran dan jadwal pengeboran yang terintegrasi; Facility Engineering yang mempersiapkan lokasi pengeboran dan membangun fasilitas produksi sumur; dan Operations & Maintenance yang memantau dan mengelola kegiatan produksi dan perawatan peralatan. Dari fasilitas ini, data dan informasi perkembangan pelaksanaan program pengeboran dapat dipantau secara langsung atau real time.
Dalam arahannya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan dukungannya terhadap fasilitas PHR WK Rokan War Room.

“SKK Migas memberikan apresiasi atas inisiatif PHR membangun fasilitas ini, ini adalah langkah antisipasi yang baik untuk mendukung pelaksanaan pemboran yang optimal. Akurasi data yang diperoleh didalam fasilitas ini akan sangat membantu keputusan dan keberhasilan pencapaian kinerja migas”, tutur Dwi Soetipto di Kantor Utama WK Rokan, Rumbai(4/1/22)

Lebih lanjut, Dwi Soetjipto menyampaikan harapannya bahwa Blok Rokan kedepannya akan kembali menjadi yang terbesar di Indonesia.

“Melihat entry level di awal tahun 2022 yang di angka 163 ribu BOPD dan target 2022 sebesar 180 ribu BOPD, maka di akhir tahun 2022 produksi akan mencapai di angka sekitar 195 ribu BOPD. Sehingga di bulan Agustus 2022 saat HUT Kemerdekaan RI ke-77, WK Rokan akan kembali menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia mengalahkan Blok Cepu”, harapnya

Optimisme ini bukan tanpa alasan. Ada dua hal dapat diharapkan dari di Rokan yaitu pelaksanaan EOR dan pengembangan Migas Non Konvensional (MNK). Keduanya adalah tulang punggung bagi peningkatan migas dimasa mendatang.

“Setelah tertunda diakhir Desember 2021 untuk persetujuan POD EOR, kami harap diawal tahun 2021 segera mendapatkan POD EOR. Kemudian terkait MNK, kami mengucapkan terima kasih kepada Pertamina yang telah memberikan dukungan kepada PHR sehingga ditahun ini akan ada pengeboran 2 sumur MNK. Keberhasilan EOR dan MNK di Rokan akan menjadi sejarah baru bagi pengembangan hulu migas di masa mendatang”, kata Dwi.

“Apresiasi kami sampaikan atas keberhasilan transisi Rokan yang mulus, sehingga di tahun 2022 ini PHR bisa melakukan program yang agresif, melakukan banyak terobosan dalam pengelolaannya, termasuk membuat project management integration (PMI) drilling, ini patut diberikan apresiasi”, pungkas Dwi.

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin menyampaikan “Pusat kendali operasional ini menampilkan informasi komprehensif yang sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan hulu migas. Dengan visi Go Digital di Pertamina kami menerapkan efisiensi dengan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat oleh manajemen terutama untuk mencapai target produksi”.

PHR melakukan pemboran secara back to back sehingga tidak ada jeda pemboran, ini untuk menjaga target lebih dari 1 pemboran bisa diselesaikan setiap hari mengingat besarnya target pemboran yang mencapai 400 sampai 500 sumur. Put on Production juga meningkat dari 32 hari menjadi 19 hari serta biaya 10% lebih murah dari rencana awal.

“Melalui serangkaian program yang agresif, kami memperkirakan blok Rokan dapat memproduksi minyak 300 ribu BOPD di tahun 2025”, ujar Jaffee

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *