Jakarta,ruangenergi.com-Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengatakan bahwa permintaan produk bahan bakar minyak (BBM) seperti bensin, gasoil dan avtur terus meningkat sebesar ~3 persen pada tahun 2030. Namun kilang eksisting milik Pertamina hanya mampu produksi bbm dengan 729 ribu barel per hari. Padahal ada opportunity sebesar 830 ribu barel per hari.
Demikian juga permintaan komoditas produk petrokimia antara lain Polypropylene (PP), Polyethylene (PE) dan Paraxylene (Px), Benzene (Bz) meningkat ~5% atau pada tahun 2030 mencapai total 7.646 Kilo Ton/Annum.
“Sedangkan saat ini Pertamina Group hanya mampu produksi produk petrokimia dengan 1.660 Kilo Ton/Annum.Opportunity sebesar 5.986 Kilo Ton/Annum,” kata Djoko Priyono dalam bincang santai virtual bersama ruangenergi.com,Senin (10/01/2022) di Jakarta.
Djoko Priyono bercerita, saat ini capaian proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan sebesar 46,92 persen tersebut, melampaui target yang ditetapkan pada 2021 sebesar 45,54 persen.
Realisasi proyek RDMP Balikpapan meliputi tahap engineering yang mencapai 9,69 persen, procurement mencapai 25,32 persen, konstruksi 11,79 persen, dan commissioning mencapai 0,12 persen.
Proyek RDMP Balikpapan ini,lanjut Djoko, hingga akhir 2021 telah memiliki tingkat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 30,06 persen atau senilai Rp8,4 triliun, dari target TKDN hingga sekitar 35 persen.
Partisipasi perusahaan nasional (vendor dan manufaktur) dalam proyek RDMP Balikpapan mencapai 73 vendor dengan 174 paket pengadaan manufaktur lokal.
Proyek ini,jelas Djoko lagi, secara langsung sudah mulai berkontribusi terhadap perekonomian karena hingga Desember 2021 telah melibatkan sebanyak 79 kontraktor/subkontraktor dengan 138 paket pengerjaan, dan menyerap sebanyak 10.048 tenaga kerja lokal.