Simak Nih, Komentar Pejabat dan Pakar Terkait Metaverse di Migas

Jakarta,ruangenergi.com-Berbagai pendapat bermunculan menyikapi ide penerapan Metaverse blok migas dan tambang di Indonesia memungkinkan atau tidak.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya W.Yudha mengatakan masalah Metaverse di hulu migas harus ditata terlebih dahulu terutama keamanan data mengingat data-data hulu migas milik negara, sehingga keamanan data harus terjaga dari cybersecurity attack.

“Walaupun disisi lain kemajuan teknologi membuat program digitalisasi tidak bisa dihindari seperti masuknya industri 4.0 yakni artificial intelligent, dan teknologi pemetaan dasar yang menggunakan augmented reality,” kata Satya kepada ruangenergi.com, Minggu (16/01/2022) di Jakarta.

Satya, yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI menambahkan, RUU Perlindungan Data Pribadi yang sedang di bahas di DPR ini menjadi sangat crucial dalam menghadapi perkembangan metaverse di semua sektor ini.

Sementara Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji mengapresiasi atas ide Metaverse Blok Migas di Indonesia.

Good point of idea,” tulis Tutuka usai membaca artikel ruangenergi.com berjudul : Ketika Blok Migas dan Tambang Masuk Metaverse.

Pakar perminyakan Luky Yusgiantoro,mengatakan, di hulu migas Indonesia memang kita sedang mengarah ke digitalisasi dan opsi penggunaan metaverse itu dimungkinkan, dengan batasan-batasan mengingat bahwa data hulu migas adalah milik dan tanggungjawab negara.

“Di dalam konsep financial intermediaries (FI) itu dibagi dua: primary market dan secondary market. Primary market sifatnya kontrak jangka panjang dan biasanya untuk akumulasi kapital yang diperoleh dari penjualan produk finansial perusahan tersebut ke perusahaan FI. Hasil dari transaksi di primary market, oleh FI kemudian diperjualbelikan di secondary market berupa stock, bond dan etc. Kalau dealing dengan hulu migas (farm in and out) itu berhubungan dengan bagaimana kontraktor mencari akumulasi kapital melalui Primary Market untuk pengurasan sumber daya alam nya denganĀ  mengeluarkan produk finansialnya. FI kemudian memperjualbelikan produk finansial di secondary market berupa paper trading tersebut,” tutur Luky.

Luky mengingatkan,masalah security perlu dipertimbangkan mengingat bahwa sekarang cybersecurity merebak dimana-mana, dan dark web juga tidak bisa dikontrol.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *