Jakarta,ruangenergi.com-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan bahwa pencapaian produksi migas secara nasional saat ini masih diperlukan dukungan dan upaya out of the box dari K3S termasuk di wilayah operasi Kalimantan-Sulawesi (Kalsul).
Kontribusi pencapaian produksi minyak wilayah Kalsul saat ini sebesar 10% dan gas mencapai 30% dari target lifting migas nasional.
“Upaya-upaya pemenuhan komitmen dan peluang tambahan produksi K3S di wilayah Kalsul terus di dorong oleh SKK Migas terutama beberapa K3S yang telah diberikan insentif untuk lebih cepat dan aggressive dalam mengejar produksi serta peluang tambahan; seperti tambahan upaya pemboran tepat waktu dengan mengantisipasi lebih awal kondisi yang akan menghambat kedepan, percepatan produksi, evaluasi penggunaan teknologi produksi terkini untuk sumur existing maupun idle atau suspended well, menjaga kehandalan fasilitas sehingga mengurangi terjadinya shutdown tidak terencana, upaya mengurangi fuel flare di seluruh K3S wilayah Kalsul dan menjaga koordinasi yang baik pada sistem operasional penyaluran gas ke LNG Bontang maupun gas untuk domestik agar maksimal,” kata Kepala SKK Migas Perwakilan Kalimantan Sulawesi Azhari Idris kepada ruangenergi.com, Minggu (23/1/2022) di Jakarta.
Azhari mengutarakan hasil pointer rapat koordinasi operasi (Rakor Operasi) Kalsul dengan 5 kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) produksi wilayah Kalimantan-Sulawesi..
Upaya-upaya ini,lanjut Azhari, diharapkan dapat mendukung pencapaian target produksi dan lifting migas tahun 2022 dan pemenuhan energi untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Azhari bercerita bahwa diskusi dilakukan pada Jumat 21 Januari 2022 di Balikpapan,Kalimantan Timur, dengan manajemen KKKS Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Sanga-Sanga, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, JOB Tomori dan ENI. Agendanya mendiskusikan rencana kerja Operasi Produksi tahun 2022 dan kendala-kendala yang memerlukan perhatian khusus dari SKK Migas.