Jakarta,ruangenergi.com- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menunggu hasil dari tender sejumlah proyek yang dikerjakan oleh kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) migas di tahun 2022 ini.
Tender Engineering-Procurement-Construction (EPC) itu dilakukan antara lain oleh KKKS SKK Migas Jade Stone untuk gas plant lapangan Akatara di wilayah kerja Lemang di Jambi.
Kemudian EPC booster gas compressor milik ENI Indonesia untuk Merakesh, di Kalimantan Timur. Lanjut lagi, EPC tender pipeline untuk lapangan Bronang milik Medco E&P Natuna di wilayah kerja Blok B South Natuna Sea, Kepulauan Riau.
Kemudian EPCI lapangan Sisi Nubi A01 Project di blok Mahakam milik Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan Timur.
“SKK Migas bersyukur di masa pandemi ada rencana pengadaan EPC. di KKKS JadeStone, KKKS Medco, KKKS Eni, KKKS PHM,” kata Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa SKK Migas Widi Santuso dalam bincang santai virtual dengan ruangenergi.com, Jumat (01/03/2022), di Jakarta.
Dalam catatan ruangenergi.com,SKK Migas mencatat realisasi sumur pengembangan yang telah dibor hingga 21 Maret 2022 mencapai 138 sumur atau 17% dari target.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pihaknya mendorong realisasi komitmen Final Investment Decision (FID) Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar mempercepat pengeboran, karena 41% permasalahan keterlambatan pengeboran tahun lalu disebabkan oleh masalah itu.”Masuk 2022 ini, saya tidak lagi mendengar adanya keterlambatan pengeboran yang disebabkan oleh FID KKKS. Kami sangat mengapresiasi hal tersebut,” kata Dwi Soetjioto di Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Dwi menyampaikan, industri hulu migas harus bisa menyikapi kenaikan harga migas saat ini dengan langkah yang masif dan agresif agar bisa mencapai target pengeboran sumur pengembangan.