Jakarta,ruangenergi.com-PT Surya Esa Perkasa Tbk (“ESSA”), perusahaan terbuka yang bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui pengilangan LPG dan produksi Amoniak,sampaikan bahwa pada tanggal 20
April 2022, Ida Bagus Made Putra Jandhana telah mengajukan surat rencana pengunduran diri
selaku Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) dan akan berlaku efektif pada tanggal
pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan.
Hal ini disampaikan ESSA dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (IDX) pada Kamis (21/04/2022) di Jakarta
“Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, maka bersama ini kami sampaikan bahwa pada tanggal 20
April 2022 Bapak Ida Bagus Made Putra Jandhana telah mengajukan surat rencana pengunduran diri
Beliau selaku Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk. (ESSA) dan akan berlaku efektif pada tanggal
pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan,” tulis Shinta D. U. Siringoringo
Corporate Secretary dalam surat keterbukaan informasi BEI.
Dalam siaran pers sebelumnya, ESSA membukukan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan untuk Q1 2021.
Berdasarkan Laporan Keuangan Interim Konsolidasian yang tidak diaudit per 31 Maret 2021, ESSA berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 68,5 juta pada Triwulan I-2021, meningkat 8,86% dibandingkan Triwulan I-2020 sebesar USD 62,9 juta.
Pendapatan dari Amoniak meningkat 11,8% pada Triwulan I-2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan pendapatan ESSA terutama disumbangkan oleh segmen Amoniak dengan penjualan sebesar 86% diikuti oleh segmen LPG sebesar 14%. Sedangkan dari sisi operasional ESSA berhasil menurunkan beban Penjualan sebesar 18% dan Beban Umum dan Administrasi sebesar 17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini memungkinkan Perseroan untuk memiliki margin operasional yang lebih baik yang menyebabkan peningkatan laba bersih Perseroan menjadi USD 9,5 juta pada Triwulan I-2021, dibandingkan dengan USD 0,3 juta pada Triwulan I-2020.
“Pendapatan dan laba bersih ESSA meningkat seiring dengan pemulihan tajam harga Amoniak sejak Januari 2021. Kenaikan harga dipicu oleh tantangan pasokan dan karena sektor ini memasuki fase pemulihan permintaan. Ke depan, ESSA akan terus meningkatkan kinerjanya seiring dengan pemulihan harga dan permintaan pasar global,” kata Presiden Direktur ESSA, Vinod Laroya dalam siaran pers.
Amonia digunakan sebagai bahan baku pupuk, plastik, dan bahan kimia di seluruh dunia. Namun, permintaan Amoniak saat ini belum mempertimbangkan peran Amoniak sebagai bahan bakar alternatif di masa depan dengan kandungan hidrogennya yang tinggi, nol emisi CO2 saat dibakar, dan pengiriman logistik yang andal.
Seiring dengan peningkatan permintaan Amoniak global, ESSA telah mengidentifikasi sumber tambahan untuk pengembangan permintaan amonia melalui Blue Amonia yang saat ini menunjukkan prospek yang signifikan. Untuk itu, pada Maret 2021 Perseroan bermitra dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (“JOGMEC”), Mitsubishi Corporation (“MC”), Institut Teknologi Bandung (“ITB”) untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU). pada Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) untuk memproduksi Amoniak Biru di Indonesia di Pabrik Amoniak di Banggai, Sulawesi Tengah.
“Selanjutnya, pada Maret 2021 melalui anak perusahaannya – PT Panca Amara Utama (“PAU”) – ESSA telah berhasil membiayai kembali pinjaman jangka panjangnya sebesar USD 495 juta. Hal ini memungkinkan PAU memiliki struktur permodalan yang jauh lebih sederhana dan ramping. Kami percaya pembiayaan baru ini memposisikan Perusahaan dengan sempurna untuk menciptakan akar yang kuat di masa-masa yang tidak pasti ini dan untuk selalu berkontribusi sebagai Satu untuk Indonesia,” tutup Vinod.