Jakarta,ruangenergi.com-Kita musti jujur bahwa Indonesia ini masih memerlukan energi murah untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Bahwa kita ingin menuju energi bersih jelas dan itu kita harus lakukan, tetapi dengan kecepatan sesuai dengan kemampuan kita.
“Kan ada 3 pilar tuh kalau kita mau transisi energi. Nomor satu, membangun kapasitas energi baru; entah geothermal, apa namanya matahari, angin itu kita harus bangun jelas sesuai dengan kemampuan kita. Yang kedua kita harus mengikuti research energi baru, misalnya hidrogen,sesuatu yang kita harus ikut investasi negara maupun perusahaan. Yang ketiga, yang tidak kalah pentingnya, carbon capture dan storage. Kenapa? Kita ini kan sekarang masih mayoritas pembangkit listrik ini batubara dan gas.Tapi kalau emisi C02 bisa di capture, di transport lalu diinjeksikan ke dalam reservoir yang sudah kosong, kita bisa teruskan mengoperasikan gas dan batubara itu karena emisinya sudah capture dan injeksikan ke dalam bumi. Jadi tiga-tiganya harus kita kerjakan,” kata Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro dalam bincang santai bersama ruangenergi.com beberapa waktu lalu.
Mengutip Strategi Perubahan Iklim Medconergi, dituliskan bahwa perusahaan tersebut pada tahun 2020, menerapkan berbagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan efisiensi energi.
Medco telah berhasil mengurangi emisi melalui, antara lain, optimasi penggunaan bahan bakar gas dan bahan bakar untuk transportasi. Medco juga melakukan upaya menghindari pembakaran gas suar dengan cara memanfaatkan gas ikutan (agar tidak dibakar) melalui pengoperasian Very Low-Pressure Compressor (VLPC) untuk memasok program gas kota nasional sebagai penggunaan energi di rumah tangga. Kedepannya, Medco terus mengidentifikasi lebih lanjut berbagai peluang dalam mengurangi emisi GRK dan efisiensi energi.
Di bulan Mei 2021, Medco menjadi anggota CDP (sebelumnya Carbon Disclosure Project) dan mulai mengungkapkan data tahunan perubahan iklim melalui platform pelaporan CDP yang diakui secara luas. Hal ini membantu pelaporan kami agar selaras dengan rekomendasi Task Force on Climate-related Financial Disclosures (TCFD).